Gaya HidupTerbaru

HPS; Anak Semangat Sekolah, Orang Tua Harus Siap Berkeringat

Mendikbud Anis Baswedan ajak bicara salah satu peserta didik sekolah dasar/Foto Nusantaranews via liputan6
Mendikbud Anis Baswedan ajak bicara salah satu peserta didik sekolah dasar/Foto Nusantaranews via liputan6

NUSANTARANEWS.CO – Mengantar anak di Hari Pertama Sekolah (HPS) merupakan hukum wajib tak tertulis bagi setiap orang tua. Menjadi kewajiban, sebab ketenangan dan ketenteraman anak di sekolah di hari pertama, salah satunya ditentukan oleh kehadiran dan keberadaan orang tua di samping anak.

Adalah kebahagiaan tersendiri bagi setiap orang orang tua, ketika si anak memiliki semangat tinggi bersekolah. Selain bahagia, orang tua juga bangga memiliki anak dengan semangat belajar yang tinggi. Karenanya orang tua mesti cerdas atau setidaknya memmpersiapkan diri belajar memberikan pengajaran yang baik anak. Tujuannya supaya anak menjadi pembelajar yang baik pula.

“Anak semangat sekolah, orang tua siap berkeringat,” barangkali cukup tepat kalimat tersebut. Berkeringat di sini memiliki arti luas. Artinya tidak cukup hanya mengantar anak semata. Melainkan juga membimbing anak di sekolah, memberikan pengajaran kepada anak soal sopan santun, cara belajar yang baik, dan menghormati guru.

Keberadaan orang tua di hari pertema sekolah, memberikan asupan ghirah belajar tersendiri bagi anak. Bahkan, kedekatan anak dengan orang tua, guru, dan sekolah baru akan terbangun dalam diri anak. Kesadaran mengantar anak ke sekolah di pelosok desa pun senyatanya sudah berlangsung sejak lama. Barangkali masyarakat sudah memahami pentingnya dan keutamaan mengantar anak ke sekolah.

Dalam hal ini, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sangat apresiatif dengan adanya gerakan mengantar anak ke sekolah di hari pertama. Tentu saja dengan alasan seperti disebutkan di atas.

Baca Juga:  Alumni SMAN 1 Bandar Dua Terpilih Jadi Anggota Dewan

“Mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama membangun kedekatan antara orang tua dan anak dan membangun komunikasi antara orang tua dengan sekolah. Hari pertama masuk sekolah itu perlu pendekatan khusus untuk melepas anak masuk sekolah,” kata Bima di sela mendampingi kunjungan kerja Mendikbud di SD Negeri Polisi 1, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/7) seperti dikutip antara.

pada dasarnya, secara psikologis bagi politisi PAN tersebut, setiap anak di awal masa pendidikannya membutuhkan pendampingan utama dari orang tua di sekolah. Setelah orang tua, barulah peran guru berfungsi selama proses balajar mengajar berlangsung. Selama, dalam jam belajar dari pagi sampai siang, setiap guru berkewajiban untuk memberikan pengajaran terhadap setiak anak didik di sekolah.

Masing-masing anak memiliki karakter dan sifatnya masing-masing. Ada anak yang begitu antusias berada di sekolah barunya. Ada yang senang dan bahagia sebab memasuki lingkungan sekolah baru dengan teman-teman baru. Namun ada pula yang panik dengan suasana yang baginya asing. Oleh karena itu, mendampingi anak di hari pertama sekolah tidak boleh tidak mesti dilakukan oleh setiap orang tua.

“Melihat wajah mereka agak sedikit panik dan takut, ini perlunya orang tua mengantarkan anaknya, agar anak dilepas secara khusus,” lanjut Bima usai memperhatikan suasana hari pertama masuk sekolah di SD Negeri Polisi 1 dan melihat beberapa anak kelas satu yang sedikit tampak panik dengan suasana baru di sekolah.

Baca Juga:  Sering Dikeluhkan Masyarakat, Golkar Minta Tambahan Sekolah SMA Baru di Surabaya

Situasi tersebut membuat Wali Kota Bogor mempersilahkan para PNS Kota Bogor untuk meluangkan waktunya untuk mengantar anaknya di hari pertama masuk sekolah, dimana hanya terjadi setahun sekali. Bima pun siap memberikan dispensasi bagi pegawainya yang berkepentingan mengantarkan anak sekolah. Dengan catatan, selesai antar anak, langsung kemabli ke kantor untuk aktif bekerja lagi. Jika ada pegawai, lanjut Bima yang memanfaatkannya untuk bolos, ia pun dengan tegas akan memberikan sanksi berupa teguran.

Di saat bersamaan, gerakan mengantar anak ke sekolah ini, diharapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan supaya masyarakat mendukung sepenuhnya demi menunmbuhkan kebahagiaan anak dalam bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Anies saat melakukan kunjungan kerja di hari pertama masuk sekolah di SD Negeri Polisi 1 Kota Bogor.

“Kehadiran negara di Hari Pertama Sekolah memberikan pesan kuat bahwa sekolah adalah tempat aman bagi siswa, bahwa semua anak bisa bersekolah,” kata Menteri Anies di sela-sela menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung imbauan untuk mengantar anak pada hari pertama sekolah.

Lebih lanjut, Anies juga meminta kepada para orang tua supaya tidak membebani anak di bangku sekolah secara berlebihan. Artinya, di dalam dunia sekolah atau proses pendidikan anak yang paling penting adalah bagaimana cara orang tua menumbuhkan cara cinta anak terhadap belajar yang tekun alias tidak membebankan anak dengan target perolehan nilai yang tinggi.

Baca Juga:  Dewan Kehormatan yang Nir Kehormatan

“Sekolah itu perjalanan maraton bukan sprint (lari jarak pendek). Bukan hanya perjalanan 100 meter tetapi perjalanan yang panjang. Oleh karena itu, anak jangan diberi beban besar. Biarkan anak belajar dengan caranya, jangan belajar dengan cara kita. Mereka akan hidup di masa yang berbeda. Jadilah mendidik anak yang pembelajar. Orang tua juga harus pembelajar. Gurunya juga.” terang Anies di hadapan para orang tua di SD Negeri Polisi 1 Kota Bogor.

Dalam pada itu, Anies Baswedan mengeluarkan surat edaran nomor 4/2016 tentang Hari Pertama Sekolah (HPS). Dalam surat edaran tersebut, Mendikbud mengimbau masyarakat untuk mengantarkan anaknya pada HPS. Tujuannya untuk mendorong tumbuhnya iklim pembelajaran yang positif dan menyenangkan. Selain itu, HPS juga dijadikan kesempatan untuk mendorong interaksi antara orang tua dan guru di sekolah untuk menjamin komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak setahun ke depan. Dimana dalam surat tersebut juga diimbau supaya instansi pemerintah dan swasta untuk memberikan dispensasi pada karyawannya untuk mengantarkan anak ke sekolah.

“Pendidikan merupakan kolaborasi antara pendidik di rumah dan di sekolah. Untuk itu, butuh komunikasi,” cetus Anies. (MRH/SS)

Related Posts