NUSANTARANEWS.CO – Jelang eksekusi mati terpidana narkoba Fredy Budiman beredar pesan berantai yang mengatasnamakan aktifis KontraS Haris Azhar. Dalam tulisan yang dikemas beberapa paragraf tersebut disebutkan, Hariz telah menemui Fredy di LP Nusa Kambangan pada 2014 lalu.
Hariz juga menulis mendapat cerita banyak soal peredaran narkoba di Indonesia. Bahkan, disebutkan dalam tulisan tersebut peredaran narkoba melibatkan aparat penegak hukum dan pejabat Badan Narkotika Nasional (BNN).
(Baca : Freddy: Ada Keterlibatan Pejabat dalam Jaringan Narkoba)
Beberapa pihak menyayangkan mengapa kesaksian tersebut baru diungkap sekarang. Lucunya, Fredy telah dieksekusi mati.
“Ya memang disayangkan pernyataan ini disampaikan setelah Freddy Budiman dihukum mati,” ujar mantan Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, di Jakarta, Senin (1/8) malam kepada nusantaranews.co.
Menurut HNW, seandainya pesan tersebut disampaikan sebelumnya masih bisa menjadi rujukan hukum. Namun, menurut dia perlu penyelidikan atas fakta tersebut. “Menurut saya penting untuk dilakukan penyelidikan dan proaktif dari TNI Polri dan BNN termasuk dari KontraS itu sendiri,” katanya.
(Baca juga : Prof. Laode Husain: Fitnah Haris Azhar Lebih Kejam dari Eksekusi Mati)
Terlebih, kata Hidayat, diperlukan upaya yang sangat serius di era pemerintahan Joko Widodo saat ini. Karenanya, Jokowi diharapkan dapat menginstruksikan DPR untuk memanggil TNI, Polri BNN, Kontras agar masalah tersebut menjadi gamblang.
“Tapi kalau kemudian itu hanya pengakuan sepihak dan tidak dapat ya, ya ini juga tidak benar siapa yang menyebar berita nanti ada sangsinya ini sangat serius. Saya merekomendasikan sidang setelah Resesi menjadi bagian yang diprioritaskan,” tukasnya. (Achmad)
(Lihat pula : Ocehan Bandit Tak Layak Didengar Anak Bangsa)