Ekonomi

Hipmi Tuding Kebijakan Listrik Nasional Anti Klimaks

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Berbagai kontroversi regulasi pemerintah Indonesia, khususnya mengenai kebijakan listrik merupakan dampak dari kesalahan regulator dalam membaca tren disektor energi.

Menurut Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Yaser Palito, para regulator justru melakukan pengetatan (tight policies) aturan di saat negara membutuhkan investasi swasta.

“Energi fosil kian ditinggalkan ke EBT dan subsidi energi oleh negara terus menurun. Mestinya peran swasta diperbesar. Aturan mestinya mengalami relaksasi. Swasta itu kan sederhana rumus, kalau secara komersil tidak feasible dan banyak tetek bengek aturan, dia tidak masuk,” ujar Yaser dalam siaran tertulisnya di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Hipmi mengatakan, awalnya, masuknya Jonan dan Archandra ke dalam ESDM memberi harapan baru bagi investasi kelistrikan.

Namun berbagai regulasi yang dirilis dalam satu tahun ini membuat dunia usaha merasakan adanya anti klimaks dan melakukan wait and see lagi.

“Reputasi keduanya bagus. Tapi entah kenapa di listrik kok jadi antiklimaks,” tutup dia. (*)

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3