Budaya / SeniPuisi

Hikayat Anak Sejuta Mimpi

pekerja anak, ilo, hari pekerja anak, menentang pekerja anak, pekerja anak indonesia, jumlah pekerja anak, hari pekerja anak sedunia, anak bekerja, kerja anak, nusantaranews
Pekerja anak (child labour). (Foto: Ist)

Puisi Rahmat Akbar*

HIKAYAT

Pun tentang hikayat yang terus bekembang
Dari mulut ke mulut seseorang hingga sekarang
Tentang Datu Mabrur yang sangat kuat
Mampu mengalahkan ikan Todak dengan cepat
Meminta secara tepat mendirikan pulau Halimun dalam waktu sesaat

Atau Kerajaan Halimun yang dipimpin Raja Pakurindang
Mempunyai dua garis keturunan Sambu Batung dan Sambu Ranjana
Mempunyai kisah cinta yang sulit untuk dijelaskan
Hingga sampai suatu persoalan medatangkan malapetaka tak berkesudahan
Sampai suara Raja Pakurindang bertitah membuat mereka hidup di alam berbeda
Menanggislah hati Putri sewangi karena kasih tak sampai

Demikian pula tentang riwayat gunung Jambangan
Usaha Datu Mabrur dan Datu Pujung dalam membuat keseimbangan
Memindahkan gunung dari pulau lain sampailah di pulau Halimun
Rencana meletakan di sebelah selatan tapi sebelah barat yang akhirnya diinginkan

Begitu pun kasih tidak sampai hanya karena beda kehidupan
Putri Papuu mencintai seorang nelayan
Namun, ditentang keras oleh ayahnya di kerajaan Bajau
Sungguh hatinya sedih dan dia pun hilang tidak tahu sampai sekarang

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Atau tentang Naga Pertala di goa Tamuluang
Menggorbankan para perawan untuk dijadikan tumbal supaya hidup rakyat makmur berkecukupan
Semua telah hilang ketika atas dasar cinta Bontar mampu menggubahnya
Dan Mantir pun akhirnya jadi miliknya

Begitu pun tentang dua bersaudara yang hidup rukun di waktu kecil
Namun, semua berubah ketika mereka menggambl buah kuranji di tengah hutan
Berpisahlah Ambang dan Anding karena petuah yang mereka langgar
Sampalah menuju dewasa mereka bertemu dalam perkelahian merebutkan wanita
Dan terbentuklah sumur Manggurak

Dan seperti kota Sebelimbingan yang hidup rakyatnya makmur
Bukan karena pertanian tapi karena pertambangan
Mendirikan bangunan-bangunan peninggalan
Pengaruh dari pihak Belanda membuat mereka lupa segalanya
Semua itu kini hanya tinggal kenangan

Atau tentang pertarungan Pangga Dewa dan Raja Sambu Batung
Karena ketamakan dan kejahatan Pangga Dewa ingin memiliki Putri Perak
Sampai akhirnya terbentuklah Tanjung Pangga, Tanjung Dewa dan Pulau Nangka
Pun tentang keyakinan kota Halimun yang koyak oleh Raja Banjar
Menggajarkan Islam dengan Tabahnya

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Kotabaru, Kalsel, Maret 2018

ANAK SEJUTA MIMPI

Tentang anak menaruh sejuta mimpi
Pada kisah pendidikan terus dijalani
Bermula dari hal yang suci
Mendapat ilmu dengan hakiki

Anak sejuta mimpi berharap
Agar Indonesia tidak terjerat
Dari tangan-tangan yang berkarat
Karena: korupsi sudah semakin menguat

Anak sejuta mimpi bercerita
Ini negeri merdeka tidak ada kebohongan
Sebab: semua akan luruh untuk kemenangan teramat sulit didapatkan
Ketika ilmu tidak lagi jadi penentu diri
Maka tertanam karakter anak perusak negeri

Lihat mereka anak sejuta mimpi yang tampil di televisi
Katanya mereka hebat, mereka pintar, mereka kuat namun hatinya melarat
Mereka ambil pundi-pundi tersenyum dengan hebat
Merampas hak rakyat. Sungguh, hatinya sudah sekarat

Masih adakah anak sejuta mimpi?
Berjuang atas nama negeri seperti layaknya seorang Habibi
Atau Soekarno bukan melawan penjajah dari negeri Sakura dan negeri Kincir angin
Namun: berjuang melawan penjajah perampas hak rakyat sendiri

Kotabaru, Kalsel, 21 Maret 2018

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

*Rahmat Akbar, kelahiran Kotabaru 04 Juli 1993 tepatnya di Kalimantan Selatan. Alamat tinggal Jalan Hasanuddin Rt. 06 Kelurahan Kotabaru Hilir. Puisinya (menggisi media Tribun Bali, Media Kalimantan, Koran Merapi), puisinya “Hitammu Di Tanahku” antologi puisi ASKS Ke 13 KALSEL 2016, puisinya di antologi “ Gemuruh1001 Kuda Padang Sabana, antologi puisi “ Empat Ekor Belatung Bersarang di Ubun-Ubunku, antologi puisi “Tadarus Puisi Kalsel 2017”, antologi puisi ASKS ke 14 KALSEL 2017, antologi puisi “Puputan Melawan Korupsi” Bali, antologi puisi “Hutan Hujan Tropis”, antologi puisi “Indonesia Lucu Jilid VI 2018, dll. Sekarang bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Garuda Kotabaru dan aktiv tergabung di komunitas Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru. Akbar bisa disapa melalui email [email protected], fb: Kai.akbar

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,189