Politik

Hasil Pilkada 2018 Dinilai Menaikkan Nilai Tawar Partai Penengah

 nilai tawar partai penengah, partai penengah, ilew, komnas rim, ngopi ngerumpi, pemilu 2019, pilpres 2019, nusantaranews, capres 2019, cawapres 2019
Acara Ngopi Ngerumpi dan Halal Bi Halal ILEW dan Komnas RIM di Jalan Veteran 1 No 33 Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018). (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Indonesia Law Enforcement Watch (ILEW) bekerjasama dengan Komnas RIM menggelar acara Ngopi Ngerumpi edisi ke-34 sekaligus Halal Bi Halal, pada Selasa sore, 10 Juli 2018. Salah satu tema yang dibahas ialah terkait nilai tawar partai penengah dalam menghadapi Pemilu 2019 mendatang.

Bertempat di Kantor ILEW, Jalan Veteran 1 No. 33, Gambir, Jakarta Pusat, acara ini dihadiri dua narasumber yakni Sekertaris Fraksi PAN dan juga anggota DPR RI Yandri Susanto serta Wakil Ketua Komisi III, DPR RI Fraksi PKS, Habib Aboe Bakar Al Habsyi.

Sekjen Komnas RIM Ilham Yunda kepada NUSANTARANEWS.CO menjelaskan bahwa dipilihnya tema menakar arah koalisi parpol pada pemilu 2019 pasca pilkada serentak 2018 tak lain ingin melihat pandangan partai politik dalam menetapkan koalisi partai pengusung pasangan capres dan cawapres, pemetaan kekuatan partai politik dalam pemenangan pemilu 2019 mendatang.

Baca juga: Gara-gara #2019GantiPresiden, Jokowi Terancam Tak Berlanjut Dua Periode

Baca Juga:  Punya Stok Cawagub, PDI Perjuangan Berpeluang Usung Khofifah di Pilgub Jawa Timur

“Sekaligus bocoran teraktual pasangan capres dan cawapres dari masing-masing bakal koalisi,” kata Ilham Yunda, Selasa (10/7/2018).

Dirinya mengungkapkan bahwa tanggal 4-10 Agustus 2018 yang hanya kurang satu bulan lagi, pendaftaran pasangan capres dan cawapres akan dilaksanakan. “Ini menjadi penting karena sebelum menentukan dan memajukan nama pasangan capres dan cawapres, koalisi partai pengusung harus ditetapkan secara resmi,” sambungnya.

Hasil Pemilu 2014, menunjukkan bahwa tidak ada satu pun parpol yang bisa sendirian memenuhi syarat 20% kursi di DPR atau 25% perolehan suara nasional, sehingga harus berkoalisi.

Sebelum pemilu serentak, ada tiga kelompok partai terkait dukungan ke pemerintah. Kelompok pertama, lima partai yang sudah mendeklarasikan secara resmi dukungan ke petahana Jokowi yakni  PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan Partai Hanura. Kelompok kedua  Partai Gerindra dan PKS memposisikan diri sebagai oposisi sejak awal pemerintahan Jokowi dan masih konsisten hingga pilkada serentak yang lalu. Kelompok ketiga terdiri  dari Partai Demokrat, PKB, dan PAN. Hubungan ketiga partai ini bersifat cair satu sama lain maupun dengan kelompok partai pertama maupun kedua.

Baca Juga:  WaKil Bupati Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Tahun 2024 Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik

Baca juga: Pertemuan Megawati dan Jokowi di Istana Batutulis Bahas Calon Wakil Presiden

PAN dan PKB adalah pendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, tetapi PAN sering berseberangan dengan pemerintah. Kedua parpol ini juga sama-sama berambisi mengusung ketua umumnya sebagai capres atau cawapres.

Ia menambahkan hasil pilkada serentak 2018 cukup mengejutkan banyak pihak. Calon-calon yang diusung oleh partai besar seperti PDIP dan Gerindra hanya sedikit yang menang di sejumlah daerah, sebaliknya calon-calon yang didukung oleh sejumlah partai menengah seperti PAN, Nasdem dan PKS justru berjaya.

“Meskipun ada juga argumentasi bahwa partai menengah ini bukan pengusung utama, hanyalah parpol pendukung. Tetapi yang jelas, hasil pilkada serentak ini menaikkan posisi tawar mereka terhadap dua partai besar tersebut,” terangnya.

Baca juga: Masyarakat Situbondo Deklarasi Dukung Yusril Ihza Mahendra Maju Pilpres 2019

Di sisi lain, ada sejumlah orang yang sudah menyatakan siap maju menjadi capres juga cawapres atau digadang-gadang oleh kelompok masyarakat seperti Rizal Ramli, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Amin Rais, Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan hingga Sri Mulyani.

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

Juga ada kelompok-kelompok kepentingan seperti kelompok Alumni 212 dan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) yang juga mencoba mengusulkan capres dan cawapres pilihan mereka.

Pewarta: Romandhon
Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,073