Kolom

Harkitnas Adalah Pintu untuk Bangkit Membangun Negeri

NUSANTARANEWS.CO – 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan, Yogyakarta digelarlah peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang pertama. Ketika itu, Presiden Soekarno menyampaikan cita-cita besarnya mengenai kebangkitan dan persatuan bangsa Indonesia.

Soekarno menetapkan kelahiran organisasi pemuda modern pertama di Indonesia sebagai hari Kebangkitan Nasional dengan alasan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa, “Hari itu (20 Mei 1908) menurut beliau (Sukarno) adalah hari yang patut dianggap hari mulia oleh bangsa Indonesia, karena pada hari itu perhimpunan kebangsaan yang pertama, yaitu Boedi Oetomo, didirikan dengan maksud menyatukan rakyat, yang dulu masih terpecah-belah, agar dapat mewujudkan suatu bangsa yang besar dan kuat”.

Sejarah mencatat, Budi Utomo yang diprakarsai oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, serta Dr. Wahidin Sudirohusodo, menjadi cikal bakal lahirnya sejumlah organisasi kepemudaan. Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda dan puncaknya adalah kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Kini, bangsa Indonesia kembali merayakan hari Kebangkitan Nasional untuk yang ke-67 sejak pertama kali diperingati atau 109 tahun terhitung sejak berdirinya Budi Utomo. Instansi-instansi pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, OKP, LSM, dan masyarakat Netisen serentak merayakannya.

Pergerakan pemuda Indonesia hari ini, khususnya kalangan aktivis mahasiswa dinilai mulai lemah. Sehingga penting bagi pemuda untuk membaca kembali semangat dan cita-cita para pendiri bangsa, khususnya sepak terjang Budi Utomo.

Sudah menjadi fitrah para pemuda untuk bergerak kreatif dan produktif mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Artinya, tidak hanya sekedar berkata-kata dengan ungkapan ‘Selamat Hari Kebangkitan Nasional’. Sebab yang paling penting adalah tindakan nyata.

Maka berjuanglah dengan kesadaran sejak hari ini, Hari Kebangkitan Nasional ini. Kaum muda yang bergerak dengan kesadaran, kesabaran, dan ketulusan merupakan pahlawan tanpa nama. “Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya,” ungkap Mantan Wakil Presiden Pertama RI, Mohammad Hatta semasa hidup.

Maka berkorbanlah untuk bangsa dan negara. Sebab Indonesia tidak akan bertahan lama, jika para pemuda tidak hadir mengisinya dengan inovasi, inisiasi, dan keikhlasan dalam diri. Kita semua, kami, dan kalian adalah tumuan hidup anak-anak bangsa di masa depan.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Mari segerakan bersama untuk menjadikan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 ini sebagai pintu menuju Indonesia yang berkeadilan, supaya tidak sia-sia ucapan selamat itu! Jika pikiran berkata bahwa Indonesia sedang terpuruk oleh sekian persoalan, itulah keniscayaan yang mesti disadari oleh segenap bangsa. Akui bahwa pemerintah masih bobrok, pemuda tak berdaya, dan agama masih belum mampu menengahinya. Maka masukilah masa terang benderang itu dengan penuh keyakinan! Adapun caranya, tidak lain dan tidak bukan dengan benar-benar bergerak, bergerak, dan bergerak menjadi diri yang kreatif dan produktif.

Jika masih lahir perasaan getir oleh situasi dan kondisi kebangsaan, hayatilah ungkapan sang proklamator kemerdekaan ini: “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali”.

Penulis/Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 4