KesehatanLintas NusaPeristiwa

Hari Selasa Terakhir Pekanan Opak Aceh Tamiang Sebelum Memasuki Ramadhan

Hari Selasa Terakhir Pekanan Opak Aceh Tamiang Sebelum Memasuki Ramadhan
Hari Selasa Terakhir Pekanan Opak Aceh Tamiang sebelum memasuki Ramadhan.

NUSANTARANEWS.CO, Aceh Tamiang – Hari Selasa Terakhir Pekanan Opak Aceh Tamiang sebelum memasuki Ramadhan. Hari ini, Selasa 21 April 2020, adalah Selasa terakhir sebelum memasuki bulan suci ramadhan. Pasar Pekanan opak tampak dipenuhi oleh masyarakat yang berduyun-duyun bagai air tumpah dari empat penjuru yang datang ingin berbelanja kebutuhan untuk persiapan di bulan suci Ramadhan. Masyarakat seakan lupa dengan himbauan pemerintah, khususnya oleh Pemkab Aceh Tamiang yang gencar menyampaikan perberlakuan physical distancing dan social distancing.

Banyak masyarakat yang mematuhi dan banyak pula yang tidak mengindahkannya, tentu dengan argumentasi masing-masing. Ada yang beralasan tidak mengetahui, ada yang mengatakan hidup atau mati sudah ada yang menentukan – namun sebagian besar masyarakat Aceh Tamiang sudah mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mendukung program pemerintah memutus mata rantai penularan covid-19.

Kepedulian pihak Pemkab Aceh Tamiang dalam mencegah penularan virus Covid-19 terlihat dilaksanakan oleh puskesmas-puskesmas sebagai ujung tombak perlawanan dengan melakukan pembagian masker dan menyediakan cairan anti septik yang disiapkan di tiga titik di tengah-tengah keramaian hari pekanan opak.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Serahkan Bantuan Sosial Sembako

Petugas-petugas tim kesehatan dari Puskesmas Karang Baru dan Puskesmas Bendahara dengan sigap mengajak dan memperagakan langsung cara mencuci tangan yang benar sesuai standar WHO. Masyarakat terlihat sangat antusias untuk mendapatkan masker dan mengetahui cara cuci tangan yang benar. Hal ini jelas merupakan salah satu indikator keseriusan masyarakat yang ingin selalu menjaga kebersihan.

Masyarakat Aceh Tamiang dan masyarakat Aceh umumnya wajib bersyukur karena eskalasi Covid-19 di daerah Aceh tidak terjadi lonjakan drastis. “Jangan lengah dan tetap waspada,” menurut orang-orang yang berkompenten. Bahwa kondisi Aceh sekarang ini merupakan sinyal harus menyiapkan diri apabila terjadi serangan kedua. Tentu semua masyarakat tidak mengharapkan hal tersebut terjadi dengan berdoa memohon kepada Sang Pencipta.

Berdasarkan data terakhir, di Aceh terjadi kenaikan pada hari Senin (19/4) menjadi 1.604 kasus. Terjadi penambahan sebanyak 25 kasus jika dibandingkan dengan data sebelumnya, Minggu (19/4) yakni 1.579 orang. Sementara penderita positif terinfeksi 7 orang (sumber: tagar.id/21/4/2020/red)

Baca Juga:  Ketua DPRD Nunukan Jelaskan Manfaat Sumur Bor

Sumatera Utara dengan Ibu Kotanya Medan kini menjadi Episentrum pandemi. Batas antara Medan dan Aceh sangat dekat, setiap hari diperkirakan hampir 1000 orang keluar masuk via darat, laut dan udara. Hal ini perlu ditangani dengan  benar.

Masyakat Aceh meski terlihat banyak yang sudah memiliki kesadaran tentang cara mencegah penularan Covid-19, dengan mengenakan masker jika keluar rumah, paham tentang physical distancing dan social distancing, namun tetap saja masih banyak yang tidak mengindahkan himbauan dan instruksi pemerintah. Mungkin karena tuntutan situasi kondisi yang memang harus menabrak aturan-aturan yang ada, terutama jika menyangkut kelanjutan kehidupan anak dan istri di rumah. (ed Banyu)

Penulis: Thahar BYs

Related Posts

1 of 3,049