Berita UtamaGaya HidupRubrikaTerbaru

Hari Peduli Sampah Nasional: Kilas Balik Pengolahan Sampah, Setahun di Masa Pandemi

Hari Peduli Sampah Nasional: Kilas Balik Pengolahan Sampah, Setahun di Masa Pandemi
Hari Peduli Sampah Nasional: Kilas Balik Pengolahan Sampah, Setahun di Masa Pandemi/Foto: Istimewa

Hari Peduli Sampah Nasional: Kilas Balik Pengolahan Sampah, Setahun di Masa Pandemi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai.
Oleh: Dr.-Ing. Ova Candra Dewi

 

Setahun yang lalu, seminggu setelah peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Indonesia tanggal 21 Februari 2020, kasus Covid-19 pertama teridentifikasi di Indonesia. Hanya dalam waktu tiga minggu setelahnya,  Satgas Covid-19 mencatat kasus baru bermunculan di 22 provinsi dengan 597 kasus, dimana lebih dari 60% kasus terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Indonesia, negara ke-4 terpadat di dunia, dengan 5 pulau utama, 34 provinsi, 98 kotamadya dan 106 kabupaten, berpotensi memiliki angka kasus yang meningkat dengan cepat.

Baca Juga:  Bencana Hidrometeorologi Incar Jawa Timur, Heri Romadhon: Masyarakat Waspadalah

Sustainable Development Goals (SDGs) No. 12 – Responsible Consumption and Production menekankan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Pandemi yang telah berlangsung sejak tahun lalu berdampak besar terhadap gaya hidup, perubahan konsumsi dan jenis sampah yang ada di masyarakat, khususnya dalam level rumah tangga. Salah satu faktor yang mengakibatkan peningkatan limbah dalam rumah tangga adalah beralihnya moda belanja dari yang semula didominasi oleh offline menjadi online. Metode belanja online meningkat selama pandemi atas kecenderungan membatasi jarak dan menghindari kontak dalam kerumunan. Fenomena beralihnya dominasi belanja offline ke online, tidak hanya terjadi di Indonesia.

Selama pandemi, pemberitaan dari pemerintah, media berita dan website adalah sumber yang ditunggu untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan status terbaru. Awal pandemi tahun lalu, Sirclo (salah satu perusahaan e-commerce enablers di Indonesia) mencatat adanya peningkatan belanja online di 2 minggu pertama bulan April 2020. Tercatat ada peningkatan 1.5 kali lebih besar dibandingkan bulan Februari 2020. Selain itu, iPrice (situs online profesional untuk perbandingan harga) juga mencatat adanya kenaikan sebesar 1,572% pada perangkat yang mendukung kegiatan bekerja online, 377% pada alat tulis kantor, khususnya kertas, dan 159% pada mie goreng instan. Selama masa ini makanan instan termasuk dalam daftar pesanan terfavorit yang mengindikasikan kecenderungan masyarakat membeli bahan makanan yang dapat bertahan lebih lama.

Baca Juga:  Maya Rumantir Terima SHIELD of First Excellence dari Konsorsium Firsts Union dan PPWI

Sampah rumah tangga meningkat selama pandemi virus corona atau Covid-19 karena belanja online. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Beracun, dan Berbahaya (Dirjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati  dalam webinar hari tanpa kantong plastik sedunia tahun 2020. Maraknya belanja online juga diikuti oleh peningkatan sampah yang berasal dari sampah kemasan produk yang dijual online. Khusus dibidang makanan dan minuman, penjual pun banyak menawarkan kemasan sekali pakai. Tak dapat dipungkiri sampah akibat belanja online pun meningkat dan jenis sampah kemasan pun berkembang.

Vivien mengatakan bahwa pandemi mengubah gaya hidup masyarakat karena adanya kebijakan pemerintah mengenai bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang pertama kali dilakukan sejak Maret tahun lalu. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, yang mengatakan bahwa permasalahan sampah di Indonesia masih sangat banyak dimana jumlah tumpukan sampah nasional per tahun 2020 mencapai 67.8 juta ton.

Baca Juga:  Direktur Guetilang Jadi Pembicara Program Sosialisasi BP2MI di Indramayu

Menurut KHLK, secara garis besar jumlah sampah yang diangkut ke TPA berkurang 10-15% karena kegiatan work from home ini, namun jumlah sampah plastik yang berasal dari rumah tangga meningkat. Selamat pandemi, sampah yang  berasal dari perkantoran, hotel dan penginapan berpotensi menurun. Hal ini dikarenakan proporsi sampah tersebut beralih ke sampah rumah tangga. Artinya, ada peningkatan beban pada sektor pelaku pengelolaan sampah di level rumah tangga dimana pelakunya adalah semua warga Indonesia tanpa terkecuali.

Pandemi menuntut konsumen dan produsen untuk sama-sama lebih bijak dalam memilih jenis material atas pertimbangan after use (setelah pemakaian) dan juga dalam hal jumlah pemakaiannya. Pilah sampah dari sumber dan mengurangi produksi sampah sejak awal bukan lagi merupakan suatu pilihan tapi keharusan. Mari kita (lebih) peduli. Selamat Hari Peduli Sampah Nasional 2021.[]

 

Penulis: Dr.-Ing. Ova Candra Dewi, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Penulis: Dr.-Ing. Ova Candra Dewi, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Related Posts

1 of 3,049