NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada 15-17 Oktober 2018, Kemenperin ikut berpartisipasi dengan menggelar Seminar Kopi Indonesia.
“Kami memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang keunggulan kopi Indonesia dan daya saing industrinya,” kata Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih melalui keterangan resmi yang dikutip nusantaranews.co, Jumat (19/10/2018).
Baca Juga:
- Berkat Sentuhan Tangan Babinsa, Desa Taji Raih Kejayaan Tanam Kopi
- DPRD Dorong Kopi Asal Jatim Dikenal di Mancanegara
- Produk dan Nilai Jual Kopi Ponpes Al Attifaq Meningkat Berkat Santripreneur
Tidak hanya seminar, kata Gati, tetapi Kemenperin juga memfasilitasi keikutsertaan IKM pengolahan kopi pada Pameran Hari Kopi Internasional. Empat IKM kopi tersebut berasal dari Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
“Kami memfasilitasi melalui open booth yang dilengkapi dengan coffee bar corner termasuk peralatan dan barista untuk penyajian kopi, serta ruang untuk menikmati kopi bagi para pengunjung,” ungkap Gati.
Hal tersebut dilakukan Kemenperin guna terus mendorong pertumbuhan industri pengolahan kopi di dalam negeri termasuk skala industri kecil dan menengah (IKM). Adapun langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain memfasilitasi bantuan peralatan produksi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta promosi melalui kegiatan pameran di dalam dan luar negeri.
“Upaya-upaya tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pengolahan kopi di dalam negeri termasuk sektor IKM agar mampu kompetitif di pasar domestik hingga internasional,” katanya.
Gati menjelaskan, sebagai negara beriklim tropis, Indonesia merupakan lokasi yang cocok untuk budidaya kopi. Karenanya, pembudidayaan dan pengelolaan kopi khusus atau specialty coffee Indonesia merupakan langkah strategis yang harus terus dikembangkan.
“Saat ini, Indonesia sudah banyak memiliki jenis specialty coffee yang tidak ada di negara lain,” paparnya.
Istilah specialty coffee merujuk pada kopi yang memiliki cupping test score di atas 80 poin. Penilaian ini berdasarkan aroma dan rasa yang khas dan istimewa di atas kopi rata-rata pada umumnya. Pengembangan kopi khusus tersebut juga dapat dilakukan oleh pelaku IKM, asalkan mampu menjaga kualitas bahan baku dan proses pengolahannya.
Simak:
- Kopi Gayo Aceh Jadi Primadona Pada Pameran Kopi Dunia di Seattle
- Kopi dan Kelapa Sawit Indonesia Menjadi Produk Unggulan Ekspor ke Selandia Baru
- Melankolia Teh Hangat dan Secangkir Kopi
“Hal-hal inilah yang menjadi kekuatan yang perlu dimanfaatkan bagi para pelaku IKM untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka dalam industri pengolahan kopi,” tuturnya.
Untuk diketahui, di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2017, ekspornya mencapai 467.790 ton atau senilai USD1,19 miliar dengan negara tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, dan Malaysia.
Kemenperin memproyeksi, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata 7 persen per tahun. Ini didorong oleh pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana