ArtikelBerita Utama

Hari Columbus Adalah Hari Genosida

NUSANTARANEWS.CO – Setiap senin kedua bulan Oktober, orang Amerika merayakan Hari Columbus, yakni hari peringatan ditemukannya benua Amerika oleh Christopher Columbus. Namun Stephen Lendman dalam lamannya menulis bahwa “Hari Columbus seharusnya sudah lama ditinggalkan. Karena memperingati Hari Columbus sama saja menghormati sejarah genosida.

Menurut Lendman, dalam stephenlendman.org, kedatangan Columbus di tempat yang sekarang dikenal dengan Bahama dan Hispaniola adalah untuk mencari kekayaan, emas dan budak bagi kepentingan Spanyol – yang  kemudian diikuti dengan pembantaian massal sekitar 100 juta penduduk asli. Sebuah genosida paling mengerikan dalam sejarah umat manusia, dan terus berlanjut hingga 500 tahun, sebelum dan sesudah berdirinya negara yang kita kenal sekarang sebagai Amerika Serikat.

Seperti diketahui, Christopher Columbus mencapai Amerika pada 12 Oktober 1492. Hari bersejarah ini kemudian diperingati setiap tahun sebagai “Columbus Day” hingga sekarang. Meski begitu, tidak semua negara bagian Amerika merayakan Hari Columbus, misalnya di California, Nevada dan Hawaii. Malah di South Dakota dan Berkeley, mereka merayakan hari penduduk pribumi Amerika.

Baca Juga:  Polisi di Sumenep Bantu Warga Dorong Kendaraan Terjebak Banjir

Christopher Columbus sering dianggap sebagai orang Eropa pertama yang berlayar ke Amerika, dan kadang-kadang digambarkan sebagai penemu dunia baru. Tetapi hal ini oleh sebagian orang dianggap tidak benar. Ada bukti bahwa tanah Amerika telah dihuni oleh penduduk asli Amerika sejak ribuan tahun sebelumnya.

Columbus Day pada mulanya merupakan perayaan warisan warga Amerika keturunan Italia yang pertama diselenggarakan di San Francisco tahun 1869. Perayaan tingkat negara bagian pertama diadakan di Colorado tahun 1907. Kemudian tahun 1937, Columbus Day mulai menjadi hari besar di seluruh Amerika Serikat.

Tahun 1971 Kongres Amerika menetapkan bahwa Columbus Day atau Hari Columbus diperingati tiap tahun, pada Senin kedua bulan Oktober.

Dalam Bab 1 Sejarah Rakyat Amerika Serikat, sejarawan Howard Zinn menjelaskan bahwa Arawaks “sangat mirip orang Indian di daratan, mereka sangat ramah. Mereka berenang keluar untuk menyambut. Columbus kemudian menangkap beberapa dari mereka sebagai tahanan guna menunjukkan jalan ke sumber emas.

Baca Juga:  Pemdes Jaddung dan Masyarakat Gelar Istighosah Tolak Bala Penyakit, untuk Desa Lebih Baik

“Ketika orang-orang Spanyol datang mengambil tahanan, mereka menggantungnya atau membakarnya sampai mati. Sehingga menciptakan ketakutan orang-orang Arawaks, akhirnya mereka mulai bunuh diri massal dengan racun singkong.”

“Bayi di bunuh untuk menyelamatkan mereka dari orang-orang Spanyol. Dalam dua tahun, melalui pembunuhan, mutilasi, atau bunuh diri, separuh dari 250.000 orang Indian di Haiti tewas.”

Sebuah laporan tahun 1650 menunjukkan bahwa tidak satupun orang asli Arawak atau keturunan mereka hidup – semua dimusnahkan atau diperbudak.

Pada 1508, lebih dari tiga juta orang tewas akibat perang, perbudakan, dan ranjau. “Siapa generasi mendatang yang akan percaya ini? Saya sendiri yang menulisnya sebagai saksi mata yang berpengetahuan luas hampir tidak dapat mempercayainya … ”

Zinn mengatakan itu adalah sejarah lima ratus tahun yang lalu, tentang invasi Eropa ke permukiman Indian di Amerika.

Dengan beberapa perkiraan, delapan juta manusia binasa. “Ketika kita membaca buku-buku sejarah yang diberikan kepada anak-anak di Amerika Serikat, semuanya dimulai dengan petualangan heroik – tidak ada pertumpahan darah – dan Hari Columbus adalah sebuah perayaan.

Baca Juga:  Politisi Asal Sumenep, MH. Said Abdullah, Ungguli Kekayaan Presiden Jokowi: Analisis LHKPN 2022 dan Prestasi Politik Terkini

Distorsi sejarah harus diluruskan. Memang sudah terlambat untuk mencegah apa yang telah terjadi. Sangat mudah untuk mengatakan bahwa kekejaman itu sebagai harga yang harus dibayar untuk kemajuan, kata Zinn.

Sejarah yang diceritakan dari sudut pandang pemerintah dan penakluk – tidak ada yang membicarakan korban. Albert Camus mengatakan bahwa orang yang berpikir seharusnya tidak berada di pihak algojo.

Dulu, orang yang berperang memiliki pedang, lalu senapan dan meriam. Tapi hari ini negara memiliki tentara yang besar, pesawat tempur supersonik, ICBM dan bom termonuklir yang mampu memusnahkan jutaan manusia dengan satu ledakan saja.

Dulu butuh waktu 500 tahun untuk membantai 100 juta orang pribumi di tempat yang sekarang menjadi benua Amerika. Tapi hari ini, bisa dilakukan dalam hitungan hari cukup dengan menekan tombol. Ya, kemanusiaan telah menempuh perjalanan panjang untuk mengasah keterampilan membunuhnya. (Banyu)

Related Posts

1 of 2