NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi V M Nizar Zahro prihatin dengan kondisi terminal 3 Ultimate. Pasalnya, bandara yang menelan Rp7 trilyun itu, sudah amburadul kondisinya setelah dipakai selama 6 hari.
“Katanya mewah dan mengalahkan bandara Changi Singapura ternyata sudah menimbulkan masalah,” cibir Nizar, Senin (15/8).
Bandara 3 Ultimate kebanjiran saat terjadi hujan deras, Minggu sore (14/8. Bahkan banjir sampai menembus gate kedatangan domestik akibat tumpahan air hujan dari jalan layang atas.
Masalah ini, kata Nizar, harus bisa dijawab oleh Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan. Sebab, Kemenhub yang mengeluarkan ijin operasional meliputi aturan navigasi, pelayanan telekomunikasi, penyediaan lalu lintas pesawat dan bidang prasarana sisi udara, seperti apron, utilitas, dan keselamatan lingkungan.
“Apakah ini berkaitan dengan Menteri perhubungan mantan direktur AP II sehingga semua proses yang menjadi catatan kemenhub pada bulan juni 2016 diabaikan?” ujarnya.
Anggota Badan Anggaran DPR ini mengungkapkan, biaya konstruksi bandara 3 Ultimate kurang lebih sebesar Rp4,7 triliun, di tambah biaya-biaya untuk jalan, taman, dan sebagainya, dan itu kurang lebihRp 2 triliun. Jika dijumlahkan, total dana yang digelontorkan untuk pembangunan terminal tersebut mencapai Rp 7 triliun.
Dengan anggaran yang cukup fantastis tersebut, kata Nizar, semestinya semua fasilitas harus mewah. Bukan seperti sekarang, selain banjir, toilet yang sangat jorok hingga lantai kedatangan dari apron pesawat menuju pintu keluar yang terpasang tidak mewah. “Hanya granit yang terpasang saya pikir dari Marmer,” sindirnya.
Menurut Nizar, hal ini dikarenakan ijin operasional yang terburu-buru sehingga mengakibatkan ketidaklancaran pelayanan bandar udara. Otomatis, citra buruk kini bakal disematkan. “Saya tidak bisa membayangkan citra buruk ini,” sambungnya. (Rafif).