Politik

Guru Besar UIN Jogja Khawatir Indonesia Jadi Negara Otoritarian

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rencana pemerintah melalui Menko Polhukam Wiranto yang hendak melakukan pembubaran terhadap ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menuai pro-kontra publik tanah air. Bahkan cendikiawan muda NU Muhammad Al-Fayyadl menilai pembubaran HTI dinilai tidak mencerdaskan siapapun, sebaliknya hanya menjadi alat pembodohan negara.

Hal serupa juga digelisahkan oleh Guru Besar Politik Islam UIN Sunan Kalijaga (UIN Jogja) Prof. Noorhaidi Hasan. Pasalnya, menurut dia, pembubaran HTI hanya akan mengantarkan Indonesia menuju negara otoritarian.

“HTI tak perlu dibubarkan. Di Belanda saja HTI boleh. Kita malah ikut-ikutan negara otoritarian seperti Yordania dengan membubarkannya,” ujar Noorhaidi dikutip dari Tempo.

Noorhaidi menilai, jalan demokrasi yang dirintis dan dipertahankan sejak reformasi, termasuk ketika menghadapi kelompok radikal, rupanya sudah perlahan-lahan ditinggalkan.

“Saya khawatir otoritarianisme kini sedang mengintai kita kembali. Kalau main membubarkan tanpa proses hukum, itu jelas namanya otoritarianisme.”

Simak: Pembubaran Tidaklah Mencerdaskan, Hanya Alat Pembodohan Negara

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Bukti Pemimpin Pilhan Rakyat

Terkait fenomena intoleransi, melalui riset penelitian yang dilakukan pada 2013 lalu, dirinya menjelaskan bahwa akar intoleransi di Indonesia dewasa ini, bukanlah terletak pada diskursus khilafah.

“Bukan khilafah dan seterusnya itu, tapi mentalitas kecemasan dan keyakinan pada konspirasi. Anak muda teriak khilafah itu seperti hanya mau bilang ‘Tolong, dong, perhatikan kami. Masa depan kami nggak begitu jelas, nih’,” ungkapnya.

Lebih lanjut kata Noorhaidi mereka hanya sedang berusaha ‘merintis jalan’ mobilitas ke atas yang diharapkan semua anak muda. “Digertak pakai penegakan hukum saja beres, insya Allah,” terang dia.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 16