Budaya / SeniPuisi

Gugur Bunga di Palestina – Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

GUGUR BUNGA DI PALESTINA

Di bawah pudar cahaya
Langit Palestina memucat mengabarkan duka
Luka-luka langit makin menganga
Luka-luka bumi mengucapkan perih di ufuk jingga

Senjakala menjerit merayakan orkestra
Kasidah gugur bunga menjelma gemuruh ombak di langit Palestina

Mendung bergelayut di seantero kota
Palestina dirundung nestapa
Gerimis tangis dan badai sembilu bertemu dalam partitur kalbu mendedah jiwa

Bersama riak ombak yang menggelegak dalam darah para pemuda Palestina
Sirine dan takbir memecah sunyi  meraung-raung tanda bahaya

Tapi dunia membisu dan matirasa

Palestina bertakbir di cakrawala
Mengabarkan nyeri para nabi yang lahir di sini
Mengikrarkan janji akan 10 perintah Tuhan yang telah dilecehkan oleh Israel dan tentaranya
Meratapi hak asasi manusia yang makin dinistakan oleh zionis dan pasukannya

Palestina bertakbir sendiri di puncak Tursina

Dalam kemelut kabut ini
Hak asasi manusia telah dimutilasi dan dikubur hidup-hidup dengan kejinya

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Dan di puncak bukit Tursina
Seorang pemuda tampan dari Palestina
Berseru dengan bibir kelu pada dunia:

Saksikan wahai pagi dan petang
Catatlah wahai siang dan malam
Saat tentara Israel menembakkan senapannya
Menembus jantung gadis kecil Palestina yang sedang bermain boneka
Apakah hanya aku saja yang merasa terluka?

Di puncak masjid berkubah warna emas itu
Para malaikat menyalakan obor tanda berduka
Saat kegelapan mengepung di tiap ujung
Saat lagu gugur bunga bergemuruh di dalam dada

(Embun Palestina 2017)

Baca puisi-puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch di rubrik Puisi (Indonesia Mutakhir).

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll. (Selengkapnya)

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 116