Berita UtamaTerbaru

GP Ansor: Sisa-Sisa PKI di Indonesia Mengubah Diri Mejadi Kapitalis

NUSANTARANEWS.CO – Belakangan merebak kabar menghebohkan terkait, gambar beratribut Partai Komunis Indonesia (PKI) berupa palu arit di Desa Meurandeh Langsa Lama, Nangru Aceh Darussalam pada Selasa (6/12/2016). Sebelumnya pada Agustus lalu, sebuah lukisan wajah sosok D.N Aidit juga terpampang diantara para pahlawan nasional.

Situasi ini seakan menguatkan asumsi publik tentang adanya kebangkitan paham Komunis/PKI gaya baru di Indonesia. Jika merujuk pendapat Ketua PPKI Usman Sadikin, ia menjelaskan bahwa PKI/Komunis yang ada saat ini melancarkan gerakannya secara terukur, sunyi, senyap, dan tak terdeteksi.

Baca: Quo Vadis Indonesia, Ketika Neo-PKI Mengintai

Sementara itu, Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, justru berpendapat berbeda. Ia mengaku tidak percaya dengan kebangkitan PKI di Indonesia. Baginya mustahil PKI/Komunis bisa bangkit. Ia bahkan mempertanyakan bagaimana mereka bisa bangkit dan dukungan apa yang mereka miliki untuk membangun kekuatan, sementara ia telah hancur.

“Saya tidak percaya ada kebangkitan PKI itu. Dengan cara bagaimana mereka akan bangkit? Dukungan apa yang mereka punya untuk bangkit?” ungkap Gus Yaqut sapaan Yaqut Cholil Qoumas saat dihubungi Nusantaranews via Whats App di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Baca Juga:  Ikatan Alumni Dayah Abu Lam U Gelar Buka Puasa Bersama

Bagi Gus Yaqut, dirinya menegaskan bahwa komunis merupakan produk gagal. Di negara-negara luar, Komunis terbukti telah bangkrut bahkan di Indonesia juga telah dibubarkan sejak lama. Adapun sisa-sianya lanjut dia, kini telah merubah diri menjadi kelompok kapitalis. Sedangkan yang bertahan pun akan hidup dalam keadaan sengsara.

“Negara-negara komunis terbukti gagal, bangkrut dan bubar. Yang tersisa pun sudah bergeser menjadi kapitalis. Kalau toh bertahan dengan ideologi komunis, hidup mereka susah,” bebernya.

Jadi, Gus Yaqut justru mempertanyakan dengan isu komunis yang belakangan ini beredar. Dirinya menganggap itu hanya proxy bagi kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan tertentu. Namun saat ditanya dalang dan pihak yang berkepentingan, dirinya masih mencari-cari.

Nah, itu yang harus kita cari,” ujarnya.

Jika Ketum GP Ansor mengaku tak percaya dengan Komunis di Indonesia, beda halnya dengan Kepala Satkornas Barisan Ansor Serbaguna Alfa Isnaini (9/5/2016) yang menilai bahwa bahaya laten komunisme terus menebarkan pengaruhnya hingga saat ini di Indonesia. Mereka, kata Alfa, secara aktif melakukan proses transformasi ideologi komunismenya ke masyarakat di Indonesia.

Baca Juga:  Ar-Raudah sebagai Mercusuar TB Simatupang

“Jadi satu, bahwa sebagaimana pemahaman masyarakat secara umum, sekarang ini bahwa ideologi komunis secara laten itu memang nyata,” ujar Alfa.

Baca: Banser Sebut Komunis Itu Nyata di Indonesia

Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Sekjend PBNU Abdul Mun’im DZ yang menegaskan bahwa PKI masih ada sampai sekarang meskipun secara kuantitas masih relatif minor.

Mun’im membantah kalangan yang menyebutkan PKI sudah tidak eksis di Indonesia pasca dipukul mundur beberapa tahun silam.

Baca: PKI Masih Tetap Eksis Sampai Sekarang

“PKI tidak boleh muncul lagi. Perlu diketahui oleh publik bahwa PKI masih tetap ada sampai sekarang sekalipun kecil secara kuantitasnya. Tapi kita harus waspada dan tidak boleh mengabaikannya. PKI akan tetap berbahaya, walaupun organisasi sudah dilarang pemerintah sesuai dengan TAP MPR tapi masih harus tetap kita perhatikan dengan serius tahun 65 itu yang paling krusial pemberontakan dilakukan untuk yang kesekian kalinya,” ujar Mun’im di Jakarta, pada 25 Mei 2016  yang lalu. (Adhon/Red-01)

Related Posts

1 of 466