Berita UtamaMancanegara

Ghouta Timur, Benteng Terakhir Teroris Dukungan Aliansi AS, Israel dan Arab Saudi

NUSANTARANEWS.CO, Suriah – Ghouta Timur merupakan benteng terakhir teroris dukungan aliansi AS, Israel dan Arab Saudi. Menurut seorang Jenderal Suriah, Brigadir Jenderal Hetham Hassun mengatakan bahwa AS berencana untuk mengubah Ghouta menjadi “benteng teroris”. Untuk mencapai tujuan tersebut, AS akan mengerahkan bala bantuan dari wilayah perbatasan At-Tanf.

Hassun juga menambahkan bahwa: ini bukan pertama kalinya AS dan negara-negara Barat memberi dukungan kepada kelompok teroris bersenjata. Kami melihat bagaimana dukungan diplomatik, pelatihan dan senjata dikerahkan untuk mendukung para teroris di Aleppo dan Homs. Di mana sekarang hal yang sama juga terjadi di Ghouta.

Sementara itu, pasukan AS yang beroperasi secara ilegal di Suriah tenggara terus menghalangi bantuan kemanusiaan untuk mencapainya. Surat kabar Turki Yeni Akit melaporkan bahwa Pentagon telah mengerahkan 600 tentara di basis koalisi internasional di At-Tanf di Suriah.

Namun, pasukan AS tidak dapat mengganggu operasi Ghouta yang dilancarkan oleh pasukan pemerintah secara langsung, karena wilayah udara sekitar Damaskus dilindungi oleh sistem pertahanan rudal Rusia. Sehingga pasukan pemerintah Suriah dapat terus maju menggempur pertahanan teroris di Ghouta.

Baca Juga:  HPN 2024, PIJP Salurkan Bansos untuk Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Juru bicara pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah Mayjen Yury Yevtushenko mengungkapkan bahwa mulai terjadi pemberontakan sipil untuk melawan teroris di Ghouta Timur. Yevtushenko juga mengatakan bahwa beberapa warga sipil mulai membentuk kelompok kecil bersenjata untuk memecahkan blokade militan dan mencapai wilayah yang dikuasai oleh pemerintah.

Para teroris sendiri terus mengunci rute akses ke koridor kemanusiaan Rusia. Bahkan penembak jitu dikerahkan untuk menembaki warga sipil Ghouta yang berusaha pergi, tambah Zolotukhin.

Situasi tersebut menambah ketegangan di Ghouta Timur yang sudah tegang dengan  penembak jitu yang terus menembaki warga yang menuju akses koridor kemanusiaan, tambah Yevtushenko.

Menurut Yevtushenko, penduduk Ghouta Timur telah diberi informasi tentang rute keluar yang aman untuk menuju koridor kemanusiaan. Juru bicara Rusia tersebut juga mengatakan bahwa banyak pesan hotline masuk, terutama terkait keluhan warga sipil tentang kondisi kehidupan yang tak tertahankan dan tindakan represif yang dilakukan oleh para teroris.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Terkait situasi terakhir di Ghouta Timur, AS tampaknya sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk meminta pertanggungjawaban Rusia yang mendukung operasi pembersihan teroris di Ghouta Timur. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa: ada banyak pilihan yang sekarang sedang dipertimbangkan.

Nauert juga menegaskan bahwa AS sedang menyelidiki berbagai mekanisme yang akan membuat Rusia dan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia pada rakyatnya sendiri. (Banyu)

Related Posts

1 of 16