Politik

Gerakan #2019GantiPresiden Marak, Ini Strategi Kalahkan Jokowi ala Mardani Ali Sera

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gerakan #2019GantiPresiden semakin marak dilancarkan oleh kubu oposisi pemerintah. Segenap instrumen dibuat dan disebarkan, mulai dari gelang, kaos, dan pamflet-pampflet bertuliskan #2019GantiPresiden.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera secara terang-terangan berada di garda depan bersama politisi oposisi lainnya mengawal gerakan #2019GantiPresiden yang dinilainya sah dan legal. Pada sebuah diskusi rutin salah satu tv nasional, Mardani Ali Sera menunjukkan gelang dengan tulisah #2019GantiPresiden yang dikenakannya bersama Fadli Zon.

Mardani menegaskan legalitas gerakan #2019GantiPresiden ini melalui sebuah tulisan berjudul “Cara Mengalahkan Pak Jokowi”. “Pertama saya ingin menegaskan bahwa adalah sah bagi kita untuk meneliti, menganalisa dan membuat penilaian bagi para calon pemimpin negara kita. Adalah sah juga bagi kita untuk membuat kajian bahwa calon pemimpin negara “yang ini berkualitas” dan “yang lain tidak berkualitas”,” hemat Mardani mengawali tulisannya yang langsung cviral di medsos seperti ditulis NUSANTARANEWS.CO, Senin (9/4/2019).

Baca: Gerindra, PKS dan PAN Akan Berkoalisi Jangka Panjang Hingga Pilpres 2019

Menurut Mardani, pada hakikatnya, demokrasi memberikan kedaulatan tertinggi ada pada rakyat yaitu para pemilihnya. Untuk itu, dia dengan yakin, apa yang dia tulis tersebut juga sah dan legal. Dimana, per lima tahun segenap anak bangsa diberi kesempatan untuk menilai presiden yang dipilih, khususnya pada Pemilu 2014 lalu, apa sudah benar atau perlu dikoreksi?.

Bahkan, Mardani menjelaskan seluruh isi gagasan dalam tulisannya tersebut, khususnya terkait #2019GantiPresiden, sama sekali tidak ada hubungannya dengan pandangan seorang pribadi yang suka atau tidak suka terhadap presiden terpilih tahun 2014 lalu, yakni Presiden Joko Widodo.

“Saya sering mengatakan Pak Jokowi adalah orang baik. Anak-anaknya berusaha sendiri membangun bisnis tanpa dikaitkan dengan jabatan ayahnya. Menikahkan anak di gedung milik sendiri, tidak di istana atau hotel bintang lima..dst..dst. Bahkan bagi sebagian kawan di PKS, saya awalnya dikenal sebagai ‘Jokowi lovers’ karena memang fenomena kemunculannya yang sederhana dan merakyat menyihir banyak pihak,” aku Mardani.

Baca Juga:  Pemdes Pragaan Daya Membuat Terobosan Baru: Pengurusan KTP dan KK Kini Bisa Dilakukan di Balai Desa

Baca juga: LSI Denny JA: Partai Gerindra Berpotensi Menang di Pemilu 2019

Bagi Mardani, apa yang dia bahas murni tentang nakhoda bangsa besar yang kian hari kian mengkhawatirkan, juga tentang memenangkan kebutuhan, kedaulatan dan kesejahteraan bangsa. Namun demikian, ia konsisten dengan janjinya bahwa dia akan menguraikan cara mengalahkan Jokowi pada pemilu 2019 nanti. “Pertama, secara elektabilitas hingga hari ini Pak Jokowi ada di kisaran 40-45% sedikit ada yang di bawah sebagian juga ada yang di atas. Memang tingkat kepuasan publiknya mendekati 70%,” urainya.

Berdasarkan pengalaman menjadi Ketua Tim Pemenangan Anies Sandi, kata Mardani, pihaknya mampu mengalahkan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang secara umum posisinya hampir sama. “Selalu ada peluang Jalut dapat mengalahkan Tholut, David dapat menumbangkan Goliat. Kisah Donald Trump yang selalu jauh tertinggal dari berbagai survey di Pilpres AS tahun 2016 akhirnya mampu mengalahkan Hillary Clinton,” kisahnya.

Mardani menceritakan, tahun 2008, PKS dengan Aher-Dede Yusuf juga membalikkan semua ramalan ketika mampu memenangkan Pilkada Jawa Barat mengalah nama nama beken seperti Dani Setiawan dan Pak Agum Gumelar. Karena itu, lanjutnya, ada adagium Only the dumb people, hanya orang bodoh yg merasa menang sebelum pemilu dilaksanakan. “Jadi, cara pertama mengalahkan Pak Jokowi adalah dengan mengubah mind set kita bahwa pak Jokowi seng ada lawan, pak Jokowi yg paling tinggi elektabilitasnya,” ungkapnya.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Dimungkinkan Akan Menjadi 7 Fraksi

Kendati demikian, Mardani tetap menyoal tentang siapa Cawapres yang bakal dijadikan pengganti Presiden Jokowi di tahun 2019. Menurutnya, hal ini merupakan logika sesat yang dibangun untuk membuat lawan-lawan Pak Jokowi tidak berani maju. Dan sebagian memang termakan. Beberapa partai, lanjutnya, jangankan mengajukan capres tandingan. Mengajukan Cawaprespun tidak berani. “Saya ingin menegaskan, pak Jokowi dapat dikalahkan,” katanya, optimistis.

Simak:
Target Menang Pemilu 2019, Surya Paloh Akan Resmikan Armada Nasdem di Jatim
Demokrat Target Menang Pemilu 2019, SBY Serap Aspirasi Warga Jawa Timur
Pengamat: Pemilu 2019 Antara Senayan dan Merdeka Utara
Kiai dan Ulama di Jawa Tengah Sepakat Dukung PKB Menangkan Pemilu 2019

Kedua, lanjut Mardani, jika dilihat peta pemilih Jokowi di 2014 secara kasar dapat dikatakan dibasis daerah umat Islam kuat seperti Jawa Barat, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat Jokowi dapat dikalahkan. Terbukti, kata dia, gelombang keummatan kian menguat. Dimana aksi 212 tidak pernah ada dalam sejarah. Pengajian yang diasuh para Ustadz seperti Ustadz Abdul Shomad, Ust Arifin Ilham, Ust Habib Haikal dan lain lain selalu penuh.

“Kawan-kawan Ormas Islam seperti FPI, Dewan Dakwah, PUI dan lain lain terus membina umat. Belum lagi suasana religiusitas yg kian mengental, fenomena hijab, fenomena KitaMart atau 212 Mart hingga kemunculan para pengusaha kecil yang memiliki semangat keislaman tinggi insya Allah membuat kekuatan umat Islam kian membesar. Apalagi umat masih merasa ada kriminalisasi ulama, serangan pada para dai hingga masih timpangnya pembangunan yang terkonfirmasi dari rasio gini yang masih 0.38 semuanya menjadi modal utama Pak Jokowi dapat dikalahkan.” tutur Mardani.

Baca Juga:  Bukan Emil Dardak, Sarmuji Beber Kader Internal Layak Digandeng Khofifah di Pilgub

Ketiga, katanya, prestasi pemerintah yang memang masih jauh dari janji-janjinya sendiri. Target pertumbuhan ekonomi 7% yang terjadi konstan dikisaran 5% selama tiga tahun. Hutang luar negeri yang meroket mendekati 4000 trilyun hingga kesejahteraan petani, nelayan, buruh dan UMKM yang dirasakan kian berat. Belum lagi, katanya, jika dibedah slogan Revolusi Mental yang mestinya menjadi fokus pemerintahan Jokowi kenyataannya jauh panggang dari api. Budaya antri belum terwujud, budaya berkendaraan yang rapi tidak ada perubahan, kali yang masih banyak dipenuhi sampah menunjukkan bahwa Revolusi Mental tidak terwujud.

“Lagi lagi saya sedikit mendetaikan ini dalam #IstanaPasirJokowi. Saya tidak komen tentang deindustrialisasi yang terjadi selama tiga tahun terakhir hingga dolar yang terus melemah,” ujarnya.

Mardani menyampaikan, dengan prestasi ekonomi dan janji-janji yang tidak dipenuhi padahal Jokowi memiliki anggaran ribuan trilyun, pasukan kerja dari mulai PNS hingga aparat mencapai 4 juta orang lebih, tegas dikatakan Jokowi tidak mendapat nilai memuaskan. Karena itu, pak Jokowi sangat bisa dikalahkan. Jadi, dengan kerja tekun, persatuan umat yang kokoh hingga strategi elektoral yang tepat, slogan #2019GantiPresiden dapat diwujudkan.

“Dan kita akan melakukannya dengan konstitusional, sesuai aturan yang berlaku dan dengan penuh elegan pada Pilpres 2019 pada hari Rabu 17 April. Ayo kencangkan ikat pinggang, satukan barisan, cintai bangsa dan negeri ini dengan tulus dan yang utama selalu mendekat pada Allah Swt karena rumusnya jelas Wannashru illa min indillah bahwa Kemenangan itu dari sisi Allah SWT. Dan akan diberikan pada siapa Dia kehendaki,” tandasnya.

Pewarta: Roby Nirrarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,120