Politik

Geprindo Ajak Warga Tionghoa Tidak Rasis

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) mengajak warga Tionghoa untuk tidak rasis dalam pemilihan kepala daerah putaran terakhir pada 19 April 20017 mendatang. Presiden Geprindo Bastian P Simanjuntak, ajakan Geprindo ini bukan tanpa dalil namun berdasarkan hasil pilkada putaran pertama lalu. Dimana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu menang telak di TPS-TPS yang dihuni warga Tionghoa.

“Ini bukti bahwa warga Tionghoa belum ber-Indonesia karena memilih berdasarkan kesamaan ras,” kata dia dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (19/3/2017) di Jakarta.

Padahal pribumi lanjutnya dia, sebagai ‘tuan rumah’ tidak memilih berdasarkan ras dan kesukuan. Selain menjurus ke politik identitas, alasan warga Tionghoa memilih Ahok karena kesamaan ras akan mengakibatkan disharmoni antara warga Tionghoa dan Pribumi. “Selain faktor kesamaan ras, warga Tionghoa turunan juga terinfiltrasi isu bila Ahok kalah akan berlaku syariat Islam,” sambung dia.

Terkait hal itu, Geprindo ingin mengajak warga Tionghoa untuk ber-Indonesia. “Perlu warga Tionghoa ketahui bahwa Ahok bukan berjuang untuk warga Tionghoa namun untuk para cukong dan pengembang. Para cukong dan pengembang yang ingin disharmoni antara Pribumi dan warga turunan terganggu,” ungkap Bastian.

Baca Juga:  Menangkan Golkar dan Prabowo-Gibran di Jawa Timur, Sarmuji Layak Jadi Menteri

Menurutnya, rencana besar para cukong dan pengembang untuk mengimpor warga Tionghoa ke Indonesia itulah yang sebenarnya. Kehadiran mereka bukan hanya akan mengancam pribumi akan tetapi akan berdampak pula bagi warga Tionghoa yang telah lama mendiami Nusantara terutama di Jakarta. “Selain konflik horizontal karena sentimen ras, kehadiran mereka pun akan tetap memberi ancaman bagi warga Tionghoa secara ekonomi,” terangnya.

“Kita semua tahu bahwa masih banyak warga Tionghoa hidup di bawah garis kemiskinan. Masih ada warga Tionghoa yang berjualan es lilin keliling, cendol, bahkan menjadi pengemis. Kehadiran warga China daratan hanya akan menambah persoalan, karenanya warga Tionghoa harus berani menentang Ahok yang akan melakukan impor warga China daratan melalui cukong dan pengembang,” tandasnya.

Untuk itu, dirinya mengajak warga Tionghoa jangan sampai terinfiltrasi propaganda Ahok yang berjuang untuk cukong. “Ahok sangat ngotot reklamasi harga mati karena ingin rencana besar para cukong dan pengembang berjalan. Geprindo mengajak warga Tionghoa berada dalam satu rumah besar, rumah pribumi,” ujar Bastian.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Gelar Paripurna Laporan LKPJ Bupati TA 2023

Terkait propaganda akan berlakunya syariat Islam bila Ahok kalah, Geprindo menegaskan itu sebuah kebohongan besar yang bertujuan memecah belah umat beragama di Jakarta. Warga Tionghoa harus paham bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Jakarta merupakan contoh kemajemukan yang harmoni. “Kemajemukan yang ada selama ini berjalan karena kita mampu memainkan ‘irama’ Bhinneka Tunggal Ika secara benar,” tegasnya.

Editor: Romandhon

 

Related Posts

1 of 443