Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Georgia-NATO Latihan Militer Gabungan, Rusia Merasa Terancam

Georgia-NATO Latihan Militer Gabungan, Rusia Merasa TerancamPAsukan gabungan Georgia-NATO. (Foto: AP)
Georgia-NATO latihan militer gabungan, Rusia merasa terancam/Foto: AP

NUSANTARANEWS.CO, Kremlin – Georgia-NATO latihan militer gabungan, Rusia merasa terancam. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa hubungan militer antara Georgia dan NATO untuk mengamankan Ossetia Selatan dan Abkhazia adalah ancaman nyata bagi keamanan regional.

Lahitan militer Georgia-NATO baru-baru ini dipandang Rusia mengarah pada ekskalasi ketegangan di kedua wilayah tersebut dan mendavaluasi hasil diskusi Jenewa.

“Delegasi Rusia, Abkhazia dan Ossetia Selatan menekankan bahwa semakin dalamnya kerja sama Tbilisi dengan NATO dapat dianggap sebagai ancaman nyata bagi regional,” demikian pernyatan Kemenlu Rusia seperti dikutip Sputnik, Kamis (12/10/2017).

Ossetia Selatan dan Abkhazia merupakan dua negara yang terletak di Kaukasus dan secara de facto merdeka. Tetapi Georgia mengklaim kedua negara tersebut sebagai wilayah kedaulatannya.

Menurut Rusia, latihan militer gabungan Georgia-NATO baru-baru ini adalah bersifat anti-Rusia dan sangat provokatif.

Sementara, Georgia diketahui bukanlah anggota NATO tetapi memang sudah sejak lama berusaha menjadi anggota dan selalu bekerja sama dengan aliansi.

Baca Juga:  Terkait Kasus Bimo Intimidasi Wartawan, Kabid Irba Dinas PSDA Cilacap Bantah Terlibat

Pada bulan Mei, Majelis Parlemen NATO mengadakan sidang paripurna di ibukota Georgia di Tbilisi dan mengadopsi sebuah deklarasi dukungan integrasi Georgia.

“Latihan melibatkan sejumlah prajurit dan perangkat keras militer. Utusan dari beberapa negara NATO, yang menghadiri latihan tersebut mempertegas sikap manuver anti-Rusia dan kepentingan mereka bagi Georgia dari sudut pandang masa depan de-occupation Ossetia Selatan,” kata pernyataan tersebut.

Republik Ossetia dan Abkhazia yang memisahkan diri mendeklarasikan kemerdekaannya dari Georgia pada awal 1990-an.

Pada bulan Agustus 2008, Georgia melancarkan serangan militer melawan Ossetia Selatan. Mencoba melindungi penduduk setempat, yang banyak berkewarganegaraan Rusia. Rusia mengirim pasukan ke Ossetia Selatan dan terlibat dalam perang lima hari dengan Georgia.

Akibatnya, Rusia berhasil mengusir pasukan Georgia dari wilayah yang memisahkan diri dan mengakui kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan.

Perwakilan dari Abkhazia, Georgia, Ossetia Selatan, Rusia dan Amerika Serikat, dengan co-chairmanship dari PBB, OSCE dan EU mengadakan konsultasi reguler mengenai keamanan dan stabilitas di Transcaucasia di Jenewa, Swiss pada 10-11 Oktober.

Baca Juga:  Tim PPWI Lakukan Kunjungan Silahturahmi kepada Kepala Balai TNUK

(Editor: Eriec Dieda/NusantarNews)

Related Posts

No Content Available