Berita UtamaEkonomiFeatured

Generasi Milenial Enggan Punya Investasi Properti

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Generasi milenial merupakan anak muda yang lahir di akhir tahun 1980an hingga tahun 2000an. Biasanya mereka rata-rata sudah mulai bekerja di usia antara 20-22 tahun. Namun banyak dari generasi milenial yang sudah bekerja hitungan tahun, namun enggan menyisihkan penghasilan mereka untuk berinvestasi.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengungkapkan bahwa banyak generasi milenial yang lebih senang menghamburkan uang untuk kepentingan teknologi dan media sosial jangka pendek. Modernisasi lewat visual menyebabkan mereka menjadi sulit untuk berpikir berinvestasi jangka panjang.

“Tak heran, mereka berpikirnya short term, sulit investasikan jangka panjang,” ujarnya kepada NusantaraNews ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (26/8/2017).

Sehingga, kegemaran generasi milenial yakni belanja dan menghamburkan uang, maka hal itu ditangkap sebagai peluang oleh para pebisnis. Hal itu dianggap memenuhi kebutuhan rezim milenial. Misalnya, berbagai kebutuhan dan prasyarat kartu kredit makin mudah.

“Kartu kredit makin mudah, anak milenial terjebak siklus berhutang demi memenuhi hasrat kebutuhan visual,” ucapnya.

Baca Juga:  Komplotan Oknum Koruptor di PWI Segera Dilaporkan ke APH, Wilson Lalengke Minta Hendry dan Sayid Dicekal

Menurutnya, generasi milenial saat ini lebih senang berbelanja dengan menggunakan kartu kredit dan apa saja dibeli dengan berhutang. Sehingga kini banyak generasi milenial yang justru lebih mempertimbangkan gaya dan kebutuhan pencitraan seperti mobil dan kartu kredit hanya untuk hidup gaya.

Tren mahasiswa yang sudah bekerja pun kini lebih suka tinggal di apartemen bukan untuk dimiliki, melainkan hanya sewa atau kontrak. Padahal biaya kontrak atau sewa sebetulnya sama besarnya jika mereka bertekad ingin membeli unit di apartemen tersebut sebagai investasi jangka panjang.

“Ada tren baru di dunia, banyak anak muda sekarang lebih senang tinggal sama orang tuanya, sehingga mereka tak perlu pusing pikirkan sulitnya hidup,” tutur Devie.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 7