NUSANTARANEWS.CO – Perancang pesawat tak berawak China Tengoen meluncurkan serangkaian baru kendaraan pengintai tak berawak bersenjata (UAV) pada Pameran China-ASEAN ke-14 di Nanning, Provinsi Guangxi, China.
Dilaporkan, UAV mencakup dua model sayap tetap dan dan model lepas landas serta pendaratan vertikal (VTOLS). Salah satu palatform yang ditunjukkan adalah “Twin-tailed Scorpion” TB001 yang diklaim Tengoen sebagai mesin kembar pertama dan satu-satunya buatan China untuk sistem udara tanpa awak (UAS).
TB001 panjangnya 33 kaki dan lebar sayap dua kali lipat. Bisa terbang selama 35 jam dan menempuh jarak lebih dari 3.700 mil. Selain itu dilengkapi juga dengan optimalisasi untuk kontrol satelit serta sensor penargetan elektro-optik. Dilengakapi juga dengan persenjataan seperti peluncur rudal kecil dengan total 220 pon senjata.
Sebuah mock-up di acara UAV, seperti dilansir Sputnik, menggambarkan TB001 dilengkapi dengan 8 rudal Norsto Blue Arrow anti-tank, masing-masing seberat 100 pon.
Selain TB001, China memamerkan TA001 salah satu UAV yang dikhususnya untuk membawa persenjataan ringan. TA001 ini sekitar setengah ukuran TB001.
Pameran ini digelar Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), sebuah perusahaan milik negara yang merupakan kontraktor utama untuk program luar angkasa China.
Dibandingkan AS dan Rusia, China terbilang masih tertinggal jauh dalam pengembangan pesawat perang nir awak. Untuk itulah mereka mengeksplorasi pilihan untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Dan salah satu teknologi yang diminati adalah drone swarms di mana ratusan atau bahkan ribuan pesawat tak berawak dirancang dengan target kecerdasan buatan seperti jet tempur.
“Swarming saat ini dianggap sebagai salah satu bidang pengembangan teknologi pertahanan yang paling menjanjikan di dunia. China memprioritaskannya,” kata Vasily Kashin, seorang pakar militer China. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)
