NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, menurut pengamat politik Ujang Komarudin cukup representatif untuk menjadi figur atau sosok baru di kelompok Islam politik GNPF-U dan PA 212 pasca mereka mencabut dukungan dari Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui pasca pertemuan Prabowo-Jokowi di MRT Lebak Bulus (13/7) lalu telah memicu kekecewaan kelompok Islam politik GNPF-U dan PA 212.
Hal tersebut mendorong kelompok ini harus menyusun strategi ulang dan mencari sosok figur baru yang bisa mewakili garis perjuangan serta visi misi mereka.
Saat ini kata, Ujang, figur yang dinilai cukup representatif mewakili mereka adalah mantan Panglima Jendral Gatot Nurmantyo.
“Cuma Gatot kan tak dapat kendaraan partai,” kata Ujang Komarudin kepada redaksi, Senin (15/7).
Mengapa Gatot Nurmantyo? Pertimbangannya, kata Ujang, sebab Gatot dinilai memiliki kedekatan dengan kelompok Islam politik GNPF-U dan PA 212.
“Gatot dekat dengan kelompok mereka,” sambungnya.
Mengenai gambaran peta dan arah gerakan politik kelompok Islam ini ke depan, Ujang menjelaskan GNPF-U dan PA 212 akan tetap menggunakan jalur konstitusional yakni memenangkan pemilu, sebab hal itu dianggap sebagai cara terbaik merebut untuk kekuasaan.
“Hanya memang sedang mencari figur yang cocok, yang bisa diterima kelompoknya. Sekaligus juga bisa diterima masyarakat,” tandasnya.
Pewarta: Romandhon
Editor: Eriec Dieda