Ekonomi

Garuda Indonesia: Perbaiki Keuangan, Garuda Indonesia Berencana Terbitkan Obligasi Global

Komitmen Kebersamaan untuk Garuda Indonesia yang Lebih Baik. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Komitmen Kebersamaan untuk Garuda Indonesia yang Lebih Baik. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Cengkareng – Sehubungan dengan artikel pada laman nusantaranews.co yang berjudul Terbitkan Surat Utang Ke Singapura, Ekonom: Nyawa Garuda Diserahkan ke Pihak Asing, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Perseroan) angkat suara.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Hengki Heriandono melalui pesannya mengatakan sejalan dengan upaya Perseroan dalam memperkuat dan memperbaiki kinerja keuangan khususnya melalui strategi reprofiling utang Perseroan, maka Perseroan berdasarkan persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diadakan tanggal 19 April 2018 berencana melakukan penerbitan Obligasi Global (Global Bond) sampai dengan nilai nominal sebesar USD 750 juta.

“Melalui Penerbitan Obligasi Global tersebut, Perseroan dapat melakukan reprofiling atas utang usaha di mana nantinya proporsi untuk utang jangka panjang akan lebih besar dibandingkan utang jangka pendek. Dengan demikian jatuh tempo atas utang Perseroan akan lebih panjang dan di saat bersamaan Perseroan mampu meningkatkan likuiditas Perseroan dalam jangka pendek,” jelas Hengki.

Baca juga: Terbitkan Surat Utang Ke Singapura, Ekonom: Nyawa Garuda Diserahkan Ke Pihak Asing

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Kemudian, Obligasi Global tersebut diterbitkan di luar negeri dengan pertimbangan dana yang tersedia di luar negeri lebih besar ketimbang di dalam negeri dan karenanya akan menyasar sejumlah potensial investor dari berbagai latar belakang perusahaan/individu di wilayah Asia, Timur Tengah dan Eropa menggunakan skema penawaran terbatas. Adapun surat utang ini memiliki tenor selama lima tahun dan tanpa jaminan (unsecured).

“Proses Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan melalui Bursa Efek di Singapura. Adapun Bursa Efek Singapura dipilih karena merupakan pasar modal paling dekat, mudah, dan menjadi pusat keuangan terbesar di regional Asia Tenggara,” ujarnya.

“Perlu kiranya juga kami sampaikan praktik Penerbitan Obligasi Global di Bursa Saham Internasional oleh perusahaan terbuka, dalam hal ini yang dilaksanakan BUMN nasional seperti Garuda Indonesia merupakan aksi korporasi yang wajar dan merupakan upaya Perseroan dalam memaksimalkan momentum iklim investasi nasional yang saat ini tengah diminati oleh investor Internasional di mana dengan memperhatikan aspek efisiensi biaya Penerbitan Obligasi, aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah bijak dalam menyehatkan kinerja keuangan Perseroan saat ini. Penerbitan Obligasi Global juga sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa BUMN dan dicatatkan di bursa saham international,” papar dia.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Serahkan Bantuan Sosial Sembako

Baca juga: Ini Solusi Selamatkan Garuda Indonesia Dari Kebangkrutan

Adapun terkait kekhawatiran kepemilikan mayoritas saham Perseroan akan beralih kepada investor asing juga tidak memiliki relevansi terkait perkembangan tren industri makro ekonomi saat ini. Penerbitan Obligasi Global oleh Perseroan tidak akan menambah utang jangka panjang Perseroan secara material karena akan digunakan untuk refinancing atau pembiayaan kembali sebagian utang Perseroan serta akan memperpanjang profil jatuh tempo utang Perseroan yang akan mendukung pertumbuhan usaha Perseroan.

“Perlu kami tegaskan bahwa Obligasi Global merupakan instrumen utang, bukan instrumen saham sehingga dalam aksi korporasi ini tidak ada unsur penjualan perusahaan,” ungkapnya.

Selain itu, yang perlu ditekankan, kata dia, adalah kepemilikan saham mayoritas Pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN di Perseroan tidak akan mengalami perubahan setelah Penerbitan Obligasi Global ini. Hal tersebut juga dijamin oleh pemerintah melalui produk kebijakan (beleid) mengatur dan mengantisipasi kepemilikan asing pada aset nasional khususnya BUMN.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Baca juga: Soal Garuda Indonesia: Sudah Rugi (Malah) Nambah Direksi

“Perlu kami sampaikan bahwa meskipun Perseroan telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan Penerbitan Obligasi Global, namun hingga saat ini Perseroan masih menunggu waktu yang tepat dengan memperhatikan kondisi market untuk melakukan Penerbitan Obligasi Global,” jelasnya.

Hengki mengatakan, sejalan dengan optimalisasi kinerja keuangan Perseroan, pada kuartal 1-2018 Garuda Indonesia berhasil menekan kerugian maskapai hingga sebesar 36,5 persen menjadi USD 64,3 juta atau setara Rp 868 miliar (Kurs Rp 13.500).

“Perusahaan juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan operasional sebesar 7,9 persen menjadi USD 983 juta atau setara Rp 13,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 910,7 juta,” tutupnya. (red/nn)

Editor: Eriec Dieda & Romandhon

Related Posts

1 of 3,052