Budaya / SeniPuisi

Gadis Kecil di Bibir Pantai – Puisi Yanwi Mudrikah

Embun

embun yang kau berikan saat itu begitu menyilaukan mata
seperti cahaya-cahaya kelam yang terpancar bening
memancar ke segala arah
dalam diam yang aku simpan

purwokerto, 2010

Malam Bersenandung

air berjatuhan dari langit
butir-butirnya menjadikannya madu
aku menari-nari
di atas relung-relung hujan
yang sempat menyapa malam kelam

purwokerto, 2010

Kenangan

genangan airmata itu
memahat tubuh-tubuh yang berada di tepian kawah
melebarkan guratan
yang penuh dengan masa lalu

purwokerto, 2010

Di Bibir Pantai

di bibir pantai
kau mengulum bulan
dalam batas gelombang
aku berada pada
serpihan-serpihan kerang
tawakal dalam remuk badai
hingga waktu yang entah

purwokerto, 2010

Yang Tersembunyi

sepi menyergap tubuh
melewati batas malam
aku menjadi suara-suara malam yang menghempas
yang berujung sendu
dengan yang tersembunyi

purwokerto, 2010

Yang Menepi

yang menepi
sepasang kupu-kupu
di batas senja
bercengkerama
mengubah warna yang sempat hilang
kemudian, luruh pada ranting-ranting pohon

purwokerto, 2010

Doa I

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

tuhan
tubuh dingin menyergap rindu yang perih
hawa ini mendesah tak berkesudah
sakitku seperti ombak
menggulung-gulung tiada henti
badai terus menghempas hati kecilku
sedang resahku tak bisa kupatahkan
dalam senja masih menemaniku bersama kelam

purwokerto, 2011

Doa II

tuhan
pada kelam yang menemu malam
terhuyung aku dalam daun
yang mengakar kuat tak berkarat
namun, aku tak mau hilang kesadaran
memenjarakan pikiranku pada cinta yang memburuku
kulalui ini dengan sebait ketulusan dan kepatuhan
yang semua menjadikannya keindahan

purwokerto, 2011

Gadis Kecil

gadis kecil mengejar langkahku
turun ke bumi
mengejar bayang-bayang mimpi
dalam angan yang beruntun

purwokerto, 2011

Senja

senja menerka
kau takkan hadir kembali
dengan sesungging senyum merekah
kau seperti kunang-kunang yang kadang muncul
dan sesekali hilang begitu saja
sekelebat rasa
kemudian menyembunyikan sesuatu

purwokerto, 2011

Yanwi Mudrikah
Yanwi Mudrikah

Yanwi Mudrikah, Penyair ini dilahirkan di desa Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, 12 Agustus 1989. Cerpennya terdokumentasi dalam antologi Bukan Perempuan (STAIN Press, 2010). Sepuluh sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilar Penyair (Obsesi Press, 2011); duapuluh sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilarisme (Obsesi Press, 2012); dan Sembilan sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilar Puisi (Penerbit STAIN Press, Purwokerto, 2013).

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Rahim Embun buku puisi tunggalnya, menghimpun 64 judul sajak, dengan kata pengantar Hanna Fransisca, dan kata penutup Dimas Indianto S (Penerbit Mitra Media, Yogyakarta, 2013). Menjadi Tulang Rusukmu, buku puisi keduanya yang menghimpun 41 judul sajak, dengan kata pengantar Nia Samsihono, dan Catatan Penutup Wahyu Budiantoro (STIMIK-AMIKOM Press, Purwokerto, 2016).
Penyair ini lulus Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) dari Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan lulus Magister Pendidikan (M.Pd.) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Penyair ini juga berprofesi sebagai Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Diponegoro Purwokerto, sebagai Dosen Bahasa Indonesia di IAIN Purwokerto, dan sebagai Dosen Agama Islam di STIMIK-AMIKOM Purwokerto. E-mail: [email protected].

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 113