Berita UtamaFeaturedHeadlineHot TopicLintas NusaTerbaru

Forum BEM DIY Gagas Kampus Bebas Radikalisme

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Forum BEM DIY menggelar seminar nasional bertajuk “Kampus Bebas Radikalisme” di Kampus ISI Yogyakarta pada Senin (21/8/2017). Tujuannya ialah sebagai upaya menyelamatkan kampus-kampus dari serangan kelompok radikalis.

Kegiatan ini dihadiri Idham Samawi dan Ketua DPD KNPI DIY, Fitroh Nurwijoyo Legowo. Keduanya hadir sekaligus menjadi pemateri yang mengulas tentang Panacasila dan semangat pemuda dalam merawat Kebhinekaan.

Disampaikan, Pancasila adalah ideologi Indonesia. Pancasila merupakan karya emas anak bangsa karena dirumuskan atas dasar buah pemikiran keras pada pendiri bangsa yang dibuat berdasarkan tujuan mulia untuk menjaga keutuhan negara Indonesia.

Lebih lanjut, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indoensia, Pancasila lebih bagus dari pada Declaration of Independent yang dimiliki Amerika, karena di dalam Pancasila ada sila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sedangkan dalam Declaration of Independent tidak ada.

Kemudian Pancasila lebih bagus dari pada Manifesto Comunis yang dimilik Uni Soviet, karena dalam Pancasila ada sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sedangkan dalam Manifesto Comunis tidak ada.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Buka Workshop Peningkatan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitasi Instansi Pemerintah

Baca: Perkuat Pancasila Untuk Hadang Radikalisme

Mantan Bupati Bantul, Idham Samawi ikut menandatangani komitmen bersama mahasiswa DIY melawan radikalisme. (Foto: Istimewa)

“Kemudian Pancasila disempurnakan lagi dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, semakin mempertegas bahwa dirumuskannya Pancasila adalah benar-benar untuk mempersatuakan NKRI dengan keanekaragaman yang ada di dalamnya. Tidak hanya itu, Pancasila juga sebagai komitmen untuk melidungi dan menjaga hak-hak bangsa indonesia, misalnya hak-hak untuk beribadah dan menjalankan ajaran dan kepercayaan masing-masing waraga negara Indonesia, ataupun hak-hak untuk mendapat keadilan sosial,” demikian rilis yang diterima redaksi, Senin (21/8/2017).

Selain itu, kegiatan ini dilandasi kekhawatiran tumbuh dan berkembangnya gerakan terorisme dan radikalisme di Indonesia. Pasalnya, sejak terdesaknya ISIS di Timur Tengah karena luluh-lantak setelah diperangi, muncul dugaan anggota ISIS lari ke berbagai negara termasuk Asia. Sinyalemen ini kemudian diperkuat dengan masuknya ISIS ke Filipina Selatan, Marawi yang bergabung dengan kelompok militan Maute bertempur melawan pasukan militer Fipilina. ISIS di Marawi diketahui sangat kuat, sehingga tak cukup dua bulan pasukan militer Filipina menyudahi perlawanan mereka yang ditandai dengan diperpanjangnya darurat militer di kawasan tersebut hingga Desember mendatang.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Baca juga: Reformasi Pemicu Munculnya Radikalisme

Indonesia sendiri mewaspadai gerakan ISIS di Marawi. Daerah-daerah perbatasan diperkuat tingkat pengamanannya untuk mengantisipasi masuknya anggota militan ISIS dari Marawi.

Selain itu, Forum BEM DIY mengendus gerakan terorisme dan radikalisme sudah semakin massif di Indonesia. Hal ini, menurut mereka, tampak dari munculnya gerakan yang coba merongsong supremasi Pancasila. Ada indikasi pula yang menyebutkan banyaknya di kalangan muda terutama pelajar yang menganggap Pancasila sudah tak lagi relevan serta adanya kalangan pemuda dan pelajar berusia 19-25 tahun setuju dengan gerakan ISIS, 5 persen di antaranya dari kalangan mahasiswa.

Ketua DPD KNPI DIY, Fitroh Nurwijoyo Legowo ikut menandatangani komitmen bersama mahasiswa DIY melawan radikalisme. (Foto: Istimewa)

Sehingga dikhawatirkan kampus tak lagi menjadi markas generasi bangsa dan pionir Pancasila melainkan berubah menjadi sarang teroris.

“Tentu kita semua pernah mengetahui bahwa para eksekutor (calon pengantin) dalam bebrapa aksi terorisme adalah para pemuda, lebih khusus mahasiswa. Apabila pemerintah masih menganggap bahwa kami, para mahasiswa sebagai penerus bangsa maka kami sangat mengaharap agar pemerintah mau terjun langsung ke dalam kampus-kampus untuk menyelamatkan kami (mahasiswa) dari cengkraman radikalisme, separatisme, maupun terorisme,” jelasnya.

Baca Juga:  Catatan Kritis terhadap Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024

Di akhir acara, Forum BEM DIY menandatangani komitmen bersama mahasiswa DIY melawan radikalisme. Pertama, menolak segala bentuk radikalisme dengan dalih apapun. Kedua, menuntut pemerintah agar bersikap tegas terhadap oknum-oknum pejabat kampus yang terindikasi anti pancasila. Ketiga, mengajak seluruh mahasiwa khususnya mahasiswa DIY untuk bersama-sama menjaga kampus kita dari gerakan-gerakan yang merongrong pancasila dan NKRI. (ed/fatah)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 53