Ekonomi

FKDB Wakili Indonesia di Pameran Perdagangan Internasional di Kansas City

kedelai, harga kedelai, pasar kedelai global, fkdb, pameran perdagangan, kansas city, pedagang kedelai, produsen kedelai, pembeli kedelai, penjual kedelai, pasokan kedelai, kedelai as, perang dagang, kedelai china, nusantaranews
Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) mewakili Indonesia dalam forum US Soy Global Trade Exchange & Midwest Specialty Grains Conference & Pameran Perdagangan di Kansas City. (Foto: A Pramono)

NUSANTARANEWS.CO, Kansas City – Tidak ada tempat yang lebih baik untuk memasarkan hasil panen yang diproyeksikan selain US Soy Global Trade Exchange & Midwest Specialty Grains Conference & Pameran Perdagangan di Kansas City. Ini adalah pertemuan tahunan pembeli terbesar di dunia, dengan lebih dari 50 negara yang hadir termasuk Indonesia yang diwakili oleh Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB).

Event tiga hari tersebut diselenggarakan bersama Dewan Ekspor Kedelai AS (USSEC) dan Asosiasi Pengirim Midwest. Lebih dari 700 pejabat industri – termasuk beberapa perwakilan dan staf Iowa Soybean Assosiation – berkumpul untuk berbicara tentang perdagangan serta belajar tentang isu-isu yang relevan dengan industri seperti pasokan, permintaan dan transportasi.

Para produser yang sudah memanen tahun ini, atau akan melakukannya tahu bahwa mereka memiliki produk hebat untuk dijual. Tapi, hal itu tidak akan mudah mengingat adanya perang dagang AS-China yang sedang berlangsung. China menetapkan tarif 25 persen pada kedelai AS, yang merupakan bagian dari kepentingan antara kedua negara.

Event tahunan pertukaran Perdagangan Global Kedelai AS sangat penting, lebih khusus tahun ini, mengingat kami kehilangan negara pembeli utama kedelai AS karena situasi perdagangan antara AS dan China,” kata CEO USSEC Jim Sutter.

Baca juga: FKDB Siapkan Generasi Hebat Melalui Forum USSEC di Amerika

Sekadar diketahui, event ini mempunyai misi meningkatkan permintaan dan membangun preferensi untuk kedelai AS dan produk kedelai di seluruh dunia.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Akan Perjuangkan 334 Pokir Dalam SIPD 2025

“Kami membutuhkan setiap pasar yang dapat kami temukan,” Sutter melanjutkan. “Banyak peserta terdiri dari pembeli setia, tetapi ada beberapa yang belum pernah membeli kedelai AS atau membelinya secara rutin. Ini merupakan peluang bagus dengan mengundang mereka di sini, dan bertemu dengan banyak eksportir dan petani AS. Kami yakin tidak ada yang menceritakan kisah kedelai lebih baik dari petani kedelai itu sendiri,” tambahnya.

Hasil taman dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi akan segera siap untuk dikirim. Para petani harus memberitahukan ini kepada para pembeli. Saat ini, panen kedelai nasional diperkirakan meningkat 4 persen lebih tinggi dari tahun lalu, menurut perkiraan Departemen Pertanian AS (USDA).

Pembeli juga belajar bahwa harga atau cost yang harus dikeluarkan berbeda dari masing-masing produsen. Saat ini, Kedelai AS sekitar $60 per metrik ton, lebih murah daripada kedelai dari Brasil yang dijual dengan harga premium karena permintaan China.

Ambar Barokah Hikmatullah, Kepala Departemen Ekonomi FKDB peserta dari Indonesia yang menghadiri acara itu diutus FKDB untuk mencari perusahaan AS guna membeli kedelai secara langsung daripada melalui distributor. Kedelai dibutuhkan untuk membuat tempe dan tahu, yang merupakan makanan pokok di negara Pasifik Selatan.

Selama event berlangsung, di mana eksportir kedelai memiliki 30 menit untuk mempromosikan perusahaan dan produk mereka kepada penjual, Hikmatullah menemukan beberapa opsi dalam pengadaan kedelai di Indonesia.

“Kami mencari kualitas dan harga yang rendah,” katanya. “Saya memberi tahu penjual apa yang kami butuhkan dan menemukan apa yang dapat mereka tawarkan. Ada begitu banyak pemasok untuk dibandingkan. Saya akan menemukan pilihan terbaik berdasarkan permintaan ” terangnya.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

FKDB yang diwakili Hikmatullah saat ini menggunakan 20 metrik ton (735 bushel) kedelai setiap harinya, dan ini sebagian besar adalah kedelai impor dari AS. Dalam kesempatan ini FKDB bertujuan untuk meningkatkan penggunaan hingga 35 metrik ton (hampir 1.300 bushel) per hari, terangnya kepada penjual.

Produsen kedelai yang tergabung dalam Iowa Soybean Assosiation (ISA) mengatakan setiap pelanggan kedelai adalah penting, tidak peduli apakah mereka membeli beberapa kontainer (800-bushel) setahun atau cukup untuk mengisi beberapa kapal berukuran Panamax, yang dapat membawa lebih dari 2 juta bushel.

Brian Kemp dari Sibley, American Soybean Association, dan anggota dewan USSEC, bekerja sebagai Tim Perdagangan Invitational atas nama USSEC. Dia ditugaskan ke tim pembeli kedelai China untuk sektor makanan.

Meskipun perang dagang antara AS dan China menjadikan penjualan kedelai sangat menyesakkan, Kemp menyampaikan bahwa mereka masih merupakan pelanggan yang sangat penting. Seorang pembeli China sangat tertarik membeli empat kontainer kedelai non-transgenik (yang dimodifikasi secara genetik) dari seorang pengirim AS, katanya.

“Relasi sangat penting. Bahkan lebih penting untuk memupuk, mempertahankan, dan membangun yang baru dengan atmosfer kami saat ini,” kata Kemp, mantan presiden ISA.

“Suatu hari situasi ini akan berakhir. Kami ingin memastikan hubungan produsen kedelai dan tempat memasarkannya seperti China,” tambag Kemp.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

AS mengekspor hampir 1,4 miliar bushel kedelai ke China pada pemasaran tahun sebelumnya. Kemungkinan proyeksi di tahun ini akan sangat bervariasi.

Beberapa analis, seperti John Baize, percaya bahwa China masih akan membeli 550 hingga 730 juta bushel kedelai AS selama tahun pemasaran 2018-2019 meskipun ada tambahan biaya tarif yang harus dikeluarkan.

Tidak ada penjualan besar ke China yang ditandatangani pada acara tahun ini seperti di masa lalu. yang sebelumnya China akan setuju untuk membeli ratusan juta bushel kedelai AS senilai miliaran dolar.

Karena China saat ini menghindari kedelai AS, maka para pejabat USSEC mengatakan akan menjaring pelanggan baru dan meningkatkan penjualan dengan yang sudah ada karena dia mereka menilai upaya ini sangat penting untuk mencapai tujuan ekspor USDA.

“Terus membangun preferensi dan permintaan untuk kedelai AS tetap menjadi kunci,” kata Ketua USSEC Derek Haigwood. yang menghadiri Bursa Perdagangan Global Kedelai AS tersebut. “Mengembangkan dan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan kami lebih penting dari sebelumnya,” tambahnya.

“Dalam beberapa bulan terakhir, industri kedelai AS telah mengalami ujian,” Derek Haigwood menambahkan. “Sementara perang dagang yang saat ini terjadi merupakan tantangan untuk seluruh mata rantai bisnis kedelai AS dari produsen ke eksportir, sehingga kolaborasi terus menjadi yang paling penting,” tutupnya. (gdn/anm)

Editor: A Pramono & Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,052