Budaya / SeniPuisi

Fire Beat – Puisi Nur Ahmad Fauzi FM

Puisi Nur Ahmad Fauzi FM

 

Fire Beat

 

Seni adalah ledakan

̶ Deidara

 

ada yang bergejolak dalam sukmaku

rasa yang berpijar, sewaktu kutatap langit kelabu

 

liuk-liuk angin yang berhembus

ingin kuterjemahkan ke dalam tarianku

 

dan biru langit yang kurindu

masih semata warna di ujung kuas

 

dengan kaki yang menghentak kubajak bumi

tarianku mencurahkan api, mendidihkan rawa

 

gemulai tanganku, biarlah melukis sampai lunglai

sampai rona langit tak lagi kelabu masai

 

aku menarikan angin dan melukis biru semesta

meledak, mendenyarkan getar gempa

 

genta rasaku berkobaran ingin membakar hujan

dan gairah lapar akan kuurai jadi gelegar tembang!

 

Banjarmasin, 16-17 April 2017

 

 

Condition

 

Semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Tetapi pengetahuan atau persepsi itu sesuatu yang samar. Bisa saja kenyataan itu hanya ilusi, semua orang hidup dalam asumsi

̶ Uchiha Itachi

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

 

pada kanvas, aku lukis hamparan pasir

kubilang ini pantai, tapi kaubilang itu gurun

kutampar wajahmu, dan kita pun berseteru

saling berkejaran melempar kepal tinju

 

di cakrawala, kita rebah dan lelah

terkapar, peluh pun menggenang

terpapar terik matahari jam 12 siang

dalam dahaga, pandang mata membiru

 

kaubilang itu langit, tapi kubilang itu laut

kautampar pipiku, dan tikai pun berlanjut

kita berkejaran, saling hantam dan tikam

menggores kanvas dengan tuba darah hitam

 

Banjarmasin, 18 April 2017

 

 

Conversation in Winter

 

Aku tidak suka dengan orang yang membohongi dirinya sendiri di tengah turunnya salju

̶ Uzumaki Naruto

 

menyusuri jalanan musim dingin

apa yang dapat kaubaca?

gunduk-gunduk salju mengeras,

membekukan kata-kataku

 

jangan katakan kau baik-baik saja

sambil tersenyum, mengeratkan syal dan jaket bulu

sedang kecewa masih terselip di dalam saku

pun langkah kakimu diam-diam mengumpati tikungan jalan

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

 

tapi kudengar kau masih bersenandung

lirih, dalam nada-nada yang gigil

menyanyikan beku kata-kataku

yang tak mampu merekahkan kuncup bunga sakura

 

Banjarmasin, 18 April 2017

 

Nur Ahmad Fauzi FM (nama pena dari Ahmad Fauzi), lahir di Banjarmasin, 28 Juni 1999. Alumni SMA Negeri 1 Banjarmasin. Karya puisinya baru pernah dimuat di sisipan Kakilangit majalah sastra Horison, Buletin Jejak, Poetry Prairie, Riaurealita, Nusantaranews, @Sayap Kata–COMPETER, antologi Lorong Lengang Jalan Pulang (Komunitas Negeri Kertas, Penerbit CV Raditeens), antologi Sajak Hujan Anak Negeri (Penerbit Aksara Aurora Media). Dapat disapa melalui akun facebook: Nur Ahmadfauzifm, atau instagram: ahmadfauzi_mwam_falilv.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 120