Resensi

Film Lion: Kemiskinan dan Gejolak Masalah dalam Keluarga (Bagian I)

NUSANTARANEWS.CO – Bicara soal film yang diilhami dari kisah nyata, mungkin film drama Lion (2016) termasuk salah satu film yang harus wajib ditonton. Film Lion ini diadaptasi dari sebuah novel non-fiksi berjudul A Long Way Home yang ditulis oleh Saroo Brierley. Film yang disutradari oleh Garth Davis ini selain menginspirasi, tentu saja mampu memberi nuansa yang berbeda bagi para penonton.

Pada pembukaan film Lion, kita langsung disajikan oleh dua orang anak lelaki yang sedang menaiki sebuah kereta api. Namun yang mereka berdua sedang naiki tersebut bukanlah kereta yang mengangkut para penumpang pada umumnya, melainkan sebuah kereta barang. Kereta barang yang mereka naiki itu ternyata membawa sebuah pasokan batu bara, yang akhirnya kemudian mereka curi untuk dijual agar bisa mendapatkan uang.

Dua anak lelaki itu adalah Saroo (Sunny Pawar) yang masih berusia lima tahun dan kakaknya Guddu (Abhishek Bharate). Saroo dan Guddu ini merupakan orang India. Mereka hidup dalam kemiskinan, sehingga apapun akan mereka lakukan demi menambah keuangan keluarga. Walau terkadang Guddu menolak bila adiknya meminta untuk ikut dengannya bekerja. Tapi Soroo sang adik merupakan anak yang keras kepala, sehingga Guddu dibuat tak tega untuk menolak keinginan adiknya tersebut.

Masalah sepele itu akhirnya berubah menjadi masalah besar, ketika Guddu akhirnya mengajak Saroo untuk ikut dengannya bekerja. Tapi saat Guddu dan Saroo telah tiba di stasiun untuk mencari kerja, Saroo malah tertidur. Karena tak tega melihat Saroo yang sudah mengantuk, Guddu akhirnya berpesan kepada Saroo untuk tetap menunggunya di stasiun sampai ia kembali lagi.

Namun takdir berkata lain. Saat Saroo terbangun dari tidurnya, ia mendapati dirinya seorang diri di stasiun. Lalu Saroo pun mencoba mencari-cari kakaknya yang sedang mencari pekerjaan itu. Tapi hasilnya nihil, ia tidak menemukan kakaknya di sekitaran stasiun. Akhirnya Saroo berhenti mencari-cari kakaknya dan beristirahat sejenak di dalam kereta yang sedang berhenti sembari menunggu kakaknya datang.

Lagi-lagi Saroo tertidur. Saat ia terbangun, hari sudah terlihat cerah. Tapi ia menjadi panik saat kereta yang ia tumpangi untuk beristirahat sejenak itu ternyata telah melaju. Apalagi setelah semua pintu kereta terkunci dan tak ada satu orang pun yang dapat mendengar suaranya untuk minta tolong. Saroo pun akhirnya terbawa oleh kereta selama dua hari.

Saroo sampai di kota yang jauh dari tempat tinggal asalnya. Ketika ia turun dari kereta, ia mencoba minta tolong kepada orang-orang yang ada di stasiun. Tapi tak ada satu orang pun yang menanggapinya. Saroo mengalami kesulitan karena adanya perbedaan bahasa. Saroo yang berusia masih lima tahun itu menjadi semakin bingung untuk mencari cara pulang.

Tak lama kemudian, Saroo bertemu dengan anak-anak seusianya di dekat stasiun. Anak-anak itu merupakan anak jalanan yang tak memiliki tempat tinggal. Saroo akhirnya pun memutuskan bergabung dengan anak-anak jalanan tersebut dan tidur bersama mereka di emperan jalan.

Belum lama Saroo tertidur, ia kembali terbangun. Sebab ia mendengar ada suara kegaduhan. Setelah ia lihat, ternyata anak-anak jalanan itu sudah kabur kocar-kacir karena ada sekelompok orang yang ingin menangkap mereka. Sekelompok orang itu biasa menangkap anak-anak jalanan untuk mereka jual dan manfaatkan tenaganya.

Setelah melihat anak-anak yang lain kabur, Saroo pun ikut melarikan diri. Sempat juga ia melihat beberapa dari anak itu ada yang tertangkap dan meminta tolong. Tapi tak ada yang bisa membantunya. Saroo terus berlari menjauh secepat mungkin untuk bisa menghindari dari sekelompok orang itu.

Perjalanan yang menyedihkan terus Saroo arungi. Sampai akhirnya ia dibawa untuk tinggal di panti asuhan anak. Di panti asuhan itu, Saroo melihat banyak sekali anak-anak seusianya yang senasib dengannya. Namun di sana tak separah saat ia tinggal di jalanan. Saroo kini bisa mendapatkan makanan, tempat tidur, dan belajar bersama.

Tak lama kemudian, Saroo pun diadopsi oleh pasangan John (David Wenham) dan Sue (Nicole Kidman) yang merupakan warga asal Australia. Saroo akhirnya dibawa dari negara asalnya, India, dan tinggal di rumah mereka di Australia. Pasangan John dan Sue ini belum memiliki anak, jadi Saroo lah yang menjadi anak pertama mereka. Tapi di tahun berikutnya, pasangan itu pun kembali mengadopsi satu anak lagi yaitu Mantosh (Divian Ladwa) yang juga berasal dari India dan akhirnya menjadi saudara angkat Saroo.

Dua puluh tahun berlalu, Saroo (Dev Patel) telah bertumbuh menjadi dewasa. Ia pun kuliah dengan jurusan Manajemen Perhotelan. Dari sana Saroo bertemu dengan perempuan yang menjadi kekasihnya, Lucy (Rooney Mara).

Suatu hari saat Saroo sedang berkumpul dengan teman-temannya, ia tersentak ketika melihat ada Jalebi (makanan asal India) di atas piring. Jalebi ini yang mengembalikan ingatan Saroo kepada kakak kandungnya, Guddu. Sebab sewaktu ia masih berusia lima tahun, Saroo ingin sekali makan Jalebi dan minta dibelikan oleh Guddu.

Saroo merasa sangat terpukul, akan ingatannya di masa lalu tentang keluarga asalnya di India. Namun teman-temannya terus memberikan semangat kepada Saroo. Mereka menyarankan kepada Saroo untuk mencoba mencari tempat asal-usulnya dengan menggunakan Google Earth. Saroo pun memikirkan saran dari temannya tersebut.

Hari-hari terus berganti, Saroo mencoba mengingat-ingat kembali akan masa lalunya. Dengan bantuan Google Earth dan dengan hitung-hitungan matematika, Saroo mencoba menelusuri tempat asalnya di India. Hingga akhirnya Saroo menemukan tempat tersebut melalui Google Earth. Setelah menemukan tempat dan alamat rumahnya yang dulu, Saroo pun memulai perjalanannya ke India untuk bisa menemui keluarga kandungnya.

Saat Saroo sampai di India, ia langsung mencari-cari alamat yang ditujunya. Ingatan akan masa lalunya kembali muncul, ketika Saroo menuju perjalanan ke arah rumahnya. Apa yang dilihatnya saat itu sama percis dengan ingatan yang masih melekat padanya. Gang-gang kecil, yang merupakan tempat daerah rumahnya dulu.

Saroo pun berhenti di sebuah rumah yang diyakini rumah tempat tinggalnya dulu. Tapi rumah itu kini sudah rusak dan tidak ditinggali lagi oleh siapapun. Rumahnya yang dulu itu sekarang sudah menjadi kandang kambing. Saroo menjadi sedih. Namun setelah beberapa saat ia memandang nanar di rumahnya yang dulu, ada seorang pria yang datang menghampirinya. Saroo pun menjelaskan bahwa ia dulu tinggal di rumah itu, dan sekarang sedang mencari anggota keluarganya tersebut.

Pria itu lalu mengajak Saroo untuk mengikutinya. Saroo pun menuruti pria itu. Ia berjalan perlahan-lahan, dan tak lama kemudian akhirnya sosok ibu kandungnya, Kamla (Priyanka Bose), hadir di depan kedua bola matanya. Saroo langsung memberi pelukan hangatnya kepada sang ibu setelah puluhan tahun terpisah dan tak bisa kembali menemui keluarga kandungnya.

Penulis: Revin Mangaloksa Hutabarat
Editor: Romandhon

Related Posts