Berita UtamaFeaturedPolitik

Film G30S/PKI Diputar Kembali Serentak, Tak Ada Ruang Lagi bagi Komunis di Indonesia

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah lama tak tayang di televisi nasional, film berjudul Pemberontakan G30S/SPKI rencananya akan diputar kembali untuk publik secara serentak oleh jajaran Kodim di seluruh Indonesia. Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais menegaskan bahwa dengan pemutaran film itu lagi, maka semakin jelas kini tidak ada lagi ruang bagi komunis untuk tumbuh di Indonesia.

Ini menyusul semakin menguatnya kelompok pendukung komunis di tanah air dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Dimana berbagai dukungan pro terhadap kudeta PKI melalui seminar-seminar, simposium dan pemutaran film yang mendukung PKI dengan menyalahkan sejarah lama massif gencar dilakukan.

Kalangan pembela PKI ini terus menerus ingin memutihkan kesalahan PKI. Padahal, Presiden Jokowi sudah memerintahkan untuk menghancurkan siapa saja yang ingin memunculkan lagi PKI.

“Tak ada ruang bagi komunis di Indonesia saat ini. Mereka yang petentang petenteng PKI, harus berhadapan dengan AD,” ujar Amien Rais, Sabtu (16/9/2017).

Baca Juga:  Silaturahmi Ke Bumi Sholawat, AHY Didoakan Gus Ali

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis dikutip dari Kumparan, mengatakan rencana pemutaran film G30S/PKI disambut dengan baik. Dengan penayangan film tersebut, maka bisa menjadi bahan pembelajaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pasalnya G30S/PKI merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang tak boleh dilupakan begitu saja. Dan kini film PKI mulai ditabukan seiringi penggiringan opini publik yang menganggap PKI tidak bersalah. Sedangkan dalam sejarahnya, PKI benar-benar melakukan kudeta serta berbuat keji dalam membunuh umat Islam.

“Ya bagi kita kan itu (G30S/PKI) bagian dari sejarah dan sejarah itu tidak boleh dilupakan. Dituangkan dalam film sebagai sarana pembelajaran kita sehingga dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa lebih baik,” ujar Cholil, Jumat (15/9) kemarin.

Cholil mengatakan film G30S/PKI dapat digunakan oleh generasi sekarang sebagai media pembelajaran atas pengalaman-pengalaman sejarah di masa lampau. Meskipun, pada kenyataannya film tersebut menceritakan kisah kelam sejarah Indonesia.

Baca Juga:  DPC Partai Demokrat Nunukan Dorong AHY Sebagai Cawapres Dampingi Anies Baswedan

“Sebagai momentum belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada di Indonesia bagi generasi yang tidak pada jamannya. Generasi sekarang yang tak pernah tahu itu (G30S/PKI) tentu film merupakan sarana pembelajaran yang terbaik, meskipun sebenarnya film itu memotret fenomena yang sebenarnya,” imbuh Cholil.

Selain itu, Cholil mengatakan melalui film tentang G30S/PKI dapat memberikan antisipasi kepada generasi sekarang mengenai permasalahan berbangsa dan bernegera di masa mendatang. Memberikan antisipasi agar gerakan-gerakan terlarang seperti G30S/PKI tidak terulang kembali di Indonesia. “lebih kepada bagaimana kita mengantisipasi masalah kebangsaan yang akan datang,” pungkas Cholil.

Sebagaimana diketahui, 25 April 2017 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara terbuka mengaku hendak meminta maaf terhadap korban peristiwa 1965. Bahkan Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Polhukam yang saat itu dipimpin Luhut Binsar Panjaitan untuk membantu mencari dan membongkar kuburan massal pelaku keduta 1965.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 19