NUSANTARANEWS.CO – Jurnal Kesehatan Inggris yang bergengsi, The Lancet, baru-baru ini memberikan liputan mengenai fenomena penyakit diabetes yang menjadi salah satu krisis kesehatan global di abad 21. Diabetes selama ini dianggap sebagai penyakit yang hanya mempengaruhi orang tua – sekarang didiagnosis banyak menimpa pula orang-orang di bawah usia 20 tahun.
Penyakit diabetes tercatat mengalami peningkatan yang signifikan pada dekade pertama abad 21, tidak hanya di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, tetapi juga di Timur Tengah dan Afrika. Kecenderungan serupa juga melanda negara-negara Asia, India dan Cina.
The Lancet mengungkapkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan penyakit diabetes pada kelompok usia 5 hingga 15 tahun, adalah makanan sampah (junk food). Kini semakin banyak orang muda didiagnosis menderita penyakit diabetes, beberapa bahkan dirawat di rumah sakit karena mengalami komplikasi lebih lanjut seperti penyakit ginjal, bahkan kalangan remaja sudah mengalami serangan jantung.
Oleh karena itu, penting dilakukan diagnosis yang lebih baik untuk membantu mengelola perawatan diabetes dengan mengembangkan sistem insulin yang lebih kecil yang lebih sederhana. Sehingga menjadi penting meningkatkan pengetahuan anak-anak dan masyarakat tentang penyakit diabetes. Terutama untuk anak-anak dan cucu kita, agar membatasi makanan junk food: makanan padat kalori tapi miskin gizi.
Dalam beberapa dekade terakhir, junk food, sebagai makanan cepat saji semakin tinggi tingkat konsumsinya. The Lancet mencatat terjadi peningkatan konsumsi lebih dari 25%. Tren ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya epidemi berbagai penyakit kronis dan menyumbang daftar panjang alasan mengapa makan junk food itu buruk. Junk food memainkan peran utama dalam epidemi obesitas. Menurut para peneliti Harvard University, pada tahun 2050, tingkat obesitas di AS diperkirakan akan mencapai 45 persen.
Junk food dalam makanan anak-anak menyumbang 187 kalori tambahan per hari, yang mengarah ke 6 pon tambahan berat badan per tahun. Obesitas meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes dan banyak kondisi kesehatan kronis lainnya.
Peningkatan risiko menjadi diabetes untuk remaja dan orang dewasa juga karena gaya hidup. Anak-anak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan iPhone mereka, main video game, dan makan berlebihan di McDonalds dan sejenisnya. Dengan gaya hidup yang tidak aktif itu menjadi penyumbang utama terhadap timbulnya diabetes.
Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan gadget baru membuat anak-anak kurang aktif secara fisik, kurang sportif daripada generasi sebelumnya dan dengan demikian keseimbangan alami tergerus oleh sifat hidup yang serba mudah, cepat, dan praktis. Jadi gaya hidup ini telah menjadi stimulus permulaan diabetes pada anak-anak.
Penyakit diabetes kini semakin meningkat di seluruh dunia. Oleh karena itu, harus diambil tindakan korektif untuk generasi mendatang sebelum terlambat dengan memperkenalkan kembali nilai keluarga dan gaya hidup yang alami. Mengatur konsep disiplin, menjatahkan penggunaan gadget elektronik anak-anak sambal mendorong agar mengikuti kegiatan olahraga, terutama olahraga tim. (Aya)