Puisi

Falsafah Luka dan Rahasia Kebencian

senja sebuah luka, cerpen, cerpenis indonesia, cerpen indonesia, nusantaranews, bentar wirayudha, cerpen bentar wirayudha
Perempuan Penikmat Kesedihan. (Foto: Dok. Photoshop Creative)

Falsafah Luka dan Rahasia Kebencian

Puisi karya BJ Akid

Falsafah Luka

Aroma tanah kampung yang mekar dalam tubuhmu, merupakan kelembapan angan pada siuran angin lalu, hujan-hujan memanjang menabur gelisah pada harapan, yang tampa tau kita sudah kehilangan, tantang sebuah bayang-bayang yang terdampar di sudut-sudut halaman, barang kali waktu yang selalu pandai menyimpan, sehingga kita tak sempat merasakan risalah-risalah indah, yang lama terpahat oleh burung-burung pagi dan separuh hati yang tak di mengarti.

Raungkan mantramu lewat harum tungku di dapur ibu, sebab keanugrahan masih bersatu dalam labirin yang maha tau, jika saandainya nanti kita akan berpulang pada hari yang terdiam, berarti kita telah benar-benar merahasiakan dosa masing-masing, seperti yang pernah kau ceritakan dulu, bahwa tiada ketersiksaan diantara kita kecuali merindu, maka sesungguhnya aku hanyalah sunyi yang terkadang harus bernyanyi, meraba segala kehidupan yang tak sebataspun berakhir dengan kegembiraan.

Perancak, 2019

Rahasia Kebencian

Malam telah lama menelan nasipku, merawat sedih dari waktu kewaktu, di antara kesunyian yang menyamar perjalananku, sungguh aku terlalu pasrah mengatakan sebuah benci, kerena memang hujan dan kemaru begitu sulit untuk di tafsiri, apa lagi untuk aku fahami, memeluknya saja, aku harus mengunakan kebijakan, kebijakan mimpi seekor burung yang terbang di langit yang rabun. maka sebagai orang pengelana, aku pahat jalan sempit meski melalui ketakutan mawar putih yang terkadang sangat fahan melukis sedih, rindu-rindu seperti batu, pekat rasanya dalam bisu, ketika cinta dan airmata telah mentenun jalan rindu.

Taman lubtara, 2019

Related Posts

1 of 3,094