Budaya / SeniPuisi

Fahri: Tiada Cara Menjaga Kehormatan Kecuali dengan Kepala Tegak Menerima Kekalahan

fahri hamzah, garbi, kegelisahan, nusantaranews
Fahri Hamzah. (Foto: Instagram/Fahri Hamzah)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah kembali menuliskan kalimat-kalimat puitis melalui akun media sosial miliknya pada Sabtu (13/7/2019).

Kalimat-kalimat penuh metafora tersebut ditulis dan diposting oleh Fahri di hari yang bersamaan dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus.

Baca: Bersamaan Pertemuan Jokowi dan Prabowo, Fahri Hamzah Tulis Sebuah Puisi

Hanya Fahri yang tahu maksud dari puisi yang menyiratkan sebuah perjuangan, introspeksi, refleksi tentang sebuah kekalahan dan kemenangan. Belum ada yang tahu pula kepada siapa kalimat-kalimat penuh makna itu ditujukan.

Berikut ini kalimat-kalimat puitis yang diunggah dalam beberapa bagian secara berkala sehingga menjadi bait-bait puisi yang indah:

Inilah jalan sepi para petarung…menyusuri pinggir pesta kemenangan dan menanggung duka lara kekalahan…pahit tapi apa kita punya pilihan?
Tidak ada cara untuk menjaga kehormatan kecuali dengan kepala tegak menerima kekalahan…mengapa kau ikut dalam pesta kemenangan?

Pernahkah kau dikhianati?
Pernahkah kau ditikam dari belakang?
Aku pernah…
Aku pernah bertarung dan dalam sengit perang aku disuruh berbalik ke belakang….
Aku pernah bertempur dan dalam sengit pertempuran aku ditikam kawan sendiri…
Ada sakit sebentar…
Sepii…..

Baca juga: Kan Kuhapus Air Matamu – Puisi Karya Fahri Hamzah

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Tapi kusadari arti jalan ini.
Kutau bahwa aku akan terus ada dalam sepi.
Dan kukumpulkan lagi seluruh pasukan.
Dan aku katakan aku akan melawan…
Dan aku dihibur oleh darah baru perjuangan..datang dari tempat yang aku tak pernah bayangkan.
Inilah hakekat perjalanan..

Sepi…
Sendiri…
Menyusuri sisi segala keheningan…
Aku tidak bertarung untuk seseorang…tidak untuk mu dan tidak untuk egomu…
Aku tidak perlu tanda jasamu..
Aku tidak perlu penghargaan…
Karena aku tidak berjuang untuk menegakkan singgasanamu…

Aku bertarung untuk kemuliaan ..
Aku melawan untuk kebanaran…
Aku bersaksi sampai ujung waktu..
Aku sadarkan diri pada ilahi…
Dan…
Kemenangan tak membuatku mengharap pujian..
Kekalahantak membuatku meraung kesedihan ..
Tidak…
Aku punya tujuan..
Aku punya jalan…

Kawan,
Ijinkan kami kembali ke Medan laga..
Menyusun kekuatan…
Untuk sebuah keyakinan….
Karena harus ada api untuk sebuah kehangatan..
Agar hidup tidak beku…
Agar ada kemerdekaan…
Untuk kemuliaan…
Kehormatan…
Yg sejati…
Murni…

Baca juga: Fahri Hamzah Menulis Puisi Untukmu: Kau Ingin Dikenang Sebagai Apa?

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,147