Budaya / Seni

Fahri Hamzah Tulis Puisi Teruntuk Para Guru

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berbagi kisah tentang orang sukses dan orang yang sibuk. Di awal kisah, Fahri menceritakan tentang temannya yang pengangguran.
Fahri Hamzah. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah menulis sebuah puisi dalam rangka memperingati hari guru yang jatuh hari ini, Senin (25/11/2019).

Berikut petikan puisi Fahri Hamzah yang secara khusus dialamatkan kepada para guru di seluruh penjuru tanah air.

Guru Cintaku

Aku sedih di hari guru..
Entahlah….
Aku seperti kehilangan…
Tapi Selamat…
Selamat Hari Guru Nasional
Apa yang hilang…
Aku akan cari sendiri…
Terima kasih ibu bapak guru… Waktu aku SD aku jatuh cinta pada guruku… dengan sistem wali kelas… ibu adalah guruku yang penuh pesona.. cerdas, cantik, baik dan hangat… aku memang senang, membuatku bergairah pergi sekolah… saking cintanya.. aku kecewa karena ia menikah dengan seorang polisi

Ibu Rahma namanya
Dengan siatem wali kelas, beliau seperti mengerti semua ilmu… Agama, PMP, kesenian, bahasa, dan semuanya.. Itu membuatnya sempurna di mataku… Dia juga mengajar olah raga dan tata cara sholat yang benar…
Beliau mengisi hati anak kecil seperti ku…

Di perguruan Muhammadiyah (seperti dilukiskan dalam novel Lasykar Pelangi), banyak keprihatinan
Guru-guru kami mengabdi tanpa imbalan memadai

Tapi itu membuatnya indah, mereka hadir di depan kelas dengan penuh ketulusan hati
Niatnya memang mengabdi di masa itu

Dan yang terasa sampai hari ini dan sampai kapanpun adalah rasa hati, membekas padaku adalah kebaikan hati guru-guruku yang aku tak mengerti cara membayarnya

Suatu hari, aku pulang kampung dan menemui mereka; hidup dan keterbatasannya masih sama, senyumnya masih sama

Saya hanya ingin mengungkap apa yang hilang… Dunia berubah.. Teknologi mengubah suasana… Bahkan teknologi menghapus jarak dan kerinduan juga banyak menghapus kesetiaan… Dan kita terus menantikan guru bagi masa depan kita

Guru menjadi penawar luka dan kegalauan
Tapi apakah guru masih ada ketika mesin-mesin pendidikan mulai bekerja?
Inilah pertanyaanya…
Ketika kita mengucapkan selamat Hari Guru Nasional maka kepada siapakah kita mengucapkan kata?

Tapi aku merasa kehilangan…
Meski aku mengucap selamat…
Selamat Hari Guru guruku sayang..

(ach/eda)

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Editor: Ach Sulaiman

Related Posts

1 of 3,070