Politik

Fahri Hamzah Sebut Elektabilitas UAS Melebihi Habib Salim Segaf Al-Jufri

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah saat diwawancarai wartawan di Surabaya, Senin (2/9/2017). (Foto: Yudhie/NusantaraNews)
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah saat diwawancarai wartawan di Surabaya, Senin (2/9/2017). (Foto: Yudhie/NusantaraNews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menilai elektabilitas Ustadz Abdul Somad (UAS) lebih tinggi ketimbang Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Salim Segaf Al-Jufri. Baik UAS maupun Habib Salim sama-sama direkomendasikan sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang menurut hasil Ijtima Ulama yang diselenggarakan oleh GNPF-Ulama.

“Kalau kita berbicara elektabilitas, pastilah elektabilitasnya Ustadz Abdul Somad jauh lebih tinggi (dibandingkan Salim),” kata Fahri, di Senayan, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Fahri menegaskan bahwa GNPF bukanlah partai politik yang menentukan calon untuk mendampingi Prabowo. Kendati demikian, Fahri tetap menghormati hasil rekomendasi GNPF-Ulama. Dalam penentuan wakil, kata dia, salah satu yang dipertimbangkan Prabowo adalah soal tingkat keterpilihan atau elektabilitas.

Oleh sebab itu, Fahri membandingkan hasil polling di internal PKS, dimana posisi Salim berada di bawah posisi Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Mantan Presiden PKS Anis Matta. Jadi, wajar bila Fahri menyebut elektabilitas UAS lebih tinggi dibandingkan Habib Salim.

Baca Juga:  KPU Nunukan Menggelar Pleno Terbuka Rekapitulasi Perolehan Suara Calon DPD RI

“Di dalam pemilihan kader (internal PKS), saya ikut memilih nomor satu Pak Aher, Hidayat dan Pak Anis. Pak Salimnya sendiri agak bawah. Pollingnya Pak Anis 20 persen, Pak Salim cuma 1,7 persen,” ungkap Fahri.

Fahri menambahkah, bahwa Pilpres bukan semata-mata soal elektabilitas. Sebagai partai yang telah merekomendasikan 9 nama nama cawapres bagi Prabowo, maka keputusan untuk memilih salah satu diantara mereka harus diputuskan melalui mekanisme rapat Majelis Syuro PKS.

“PKS kan rapat ada mekanisme organisasi. Orang-orang nanya yang 9 (capres) diapain. Kader terutama yang mencoblos saya enggak milih anda. Kenapa anda yang muncul saya kira itu persoalan di PKS yang belum selesai,” katanya.

“Kalau Ustadz Abdul Somad dia enggak perlu rapat DPP, enggak punya partai. Dia cuma perlu katakan setuju atau tidak setuju. karena dengan rekomendasi itu cukup,” imbuhnya.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,162