Sport

Event Gala Desa Disoal Masyarakat, Dispora Ponorogo Salahkan Kementerian Pemuda Olahraga RI

gala desa, turnamen anter desa, desa ponorogo, gaga desa ponorogo, dispora ponorogo, kemenpora, masyarakat ponorogo, nusantaranews
Gala Desa atau turnamen olahraga antar desa se-Kabupaten Ponorogo yang digelar mulai 3-30 November 2018. (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Muh Nurcholis)

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Sempat menjadi polemik di masyarakat Bumi Reog Ponorogo terkait pelaksanaan Gala Desa atau turnamen olahraga antar desa se-Kabupaten Ponorogo yang digelar mulai 3-30 November 2018, pihak pelaksana yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Ponorogo akhirnya angkat bicara.

Kepala Dispora, Bambang Nurcahyo mengaku dirinya memaklumi keluhan para atlit, pelatih dan sebagian masyarakat Ponorogo. Puncaknya, saat penutupan Gala Desa di Lapangan Porta Badegan pada 30 November 2018 lalu para pemenang gagal membawa pulang piala dan sertifikat kejuaraan.

Bambang menambahkan pihaknya sebatas menjadi pelaksana kegiatan saja. “Kesalahan tekhnis dari Kementerian Pemuda Olahraga RI. Ditunggu tindaklanjutnya,” ungkap Bambang, Senin (3/12/2018).

Pihaknya menjelaskan Piagam dari Kementerian Pemuda Olahraga RI lupa belum dikirim ke Ponorogo. “Sedangkan pialanya banyak yang rusak,” tambahnya.

Dalam Gala Desa di Ponorogo dipertandingkan 4 cabang olahraga yaitu Bulutangkis, tenis meja, atletik dan bola voli.

Sebelumnya di laman Facebook dalam sebuah grup salah satu Radio di Ponorogo banyak warga berkomentar miring terkait Gala Desa.

“Mohon ke depan Dispora bisa membuat event gala desa lebih profesional dan memikirkan perjuangan para atlit di Ponorogo. Anak-anak yang telah mendapat juara pada event yang dilaksanakan tanggal 3-30 November diundang (di GOR Porta Tanjung Gunung Badegan) untuk menghadiri upacra penutupan sekligus penyerahan tropi dan sertipikat. Ternyata, hasilnya cuma php (pemberi harapan palsu –red). Penyerahan hadiah dan tropi diberikan secara simbolis. Kami yang berasal dari berabagai kecamatan termasuk kota, Badegan, Babadan dan lain-lain pulang tanpa membawa apapun. Padahal, dari rumah anak-anak kami sudah benar-benar berharap bisa membwa pulang tropi tersebut. Bahkan, sampai semalam kita tidak diberitahu kapan sertifkat dan tropinya diberikan. Semoga bisa tersampaikan agar ke depan bisa lebih baik lagi,” bunyi komentar yang ditulis oleh pemilik akun Facebook atas nama Agus Suparta.

Senada dengan Agus Suparta, Muhammad Nuryasin salah satu orang tua atlit warga Desa Karanglokidul, Kecamatan Jambon, Ponorogo juga menyampaikan hal yang sama. “Sangat disayangkan. Tidak profesional panitianya. Dari awal pelaksanaan gala desa sudah amburadul. Sekarang di saat mereka yang sudah berjuang dan berprestasi mendapatkan piala sulitnya minta ampun. Masa pembubaran saja sampai di Badegan, nan jauh di sana,” tulis Muhammad Nuryasin.

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: M Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,051