Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakatan Nuklir Iran

Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakan Nuklir Iran/Foto: Tehran Times

Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakan Nuklir Iran/Foto: Tehran Times

NUSANTARANEWS.CO – Tiga negara Eropa: Jerman, Inggris, dan Prancis mendesak AS untuk tidak mengoyak kesepakatan nuklir Iran yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Desakan ketiga negara tersebut dikeluarkan dalam sebuah pertemuan di markas besar Uni Eropa pada hari kamis (11/01) – yang membahas terkait kesepakatan yang telah dicapai oleh enam kekuatan dunia dan Iran pada tahun 2015 – untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.

Dalam jumpa pers bersama, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan kesepakatan itu berjalan dan bahwa Iran memenuhi komitmen-komitmennya. Mogherini juga mengungkapkan harapan bahwa negara-negara terkait akan melaksanakan sepenuhnya kesepakatan itu.

Negara-negara tersebut telah memberlakukan kesepakatan itu sejak Januari 2016. Namun, pada bulan Oktober 2017 Presiden Trump tiba-tiba mengumumkan bahwa AS akan membatalkan pengesahan kesepakatan itu. Bahkan mengancam akan mengeluarkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran dalam waktu dekat.

Negara-negara Eropa khawatir bahwa Iran mungkin membatalkan kesepakatan itu jika pemerintahan Trump memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi-sanksi baru terhadap Iran.

Trump mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan Kongres untuk mengubah undang-undang yang mengatur partisipasi AS dalam kesepakatan tersebut. Sebuah perubahan kesepakatan yang bertentangan dengan hasil yang telah dicapai setelah dua tahun perundingan di Wina pada bulan Juli 2015. AS menginginkan akses langsung ke semua lokasi oleh inspektur senjata internasional dengan waktu yang tidak terbatas terhadap program pengayaan uranium Iran dan kegiatan nuklir lainnya.

Presiden Trump juga mengatakan bahwa Eropa harus menyetujui perubahan kesepakatan. Dengan bahasa mengancam yang ditujukan terutama kepada Inggris, Jerman dan Prancis sebagai negara-negara yang menjadi penandatangan perjanjian bersama. Trump mengatakan: “Ini adalah kesempatan terakhir … Saya dengan ini memanggil negara-negara kunci Eropa untuk bergabung dengan AS guna memperbaiki kepentingan yang lebih signifikan. Kekurangan dalam kesepakatan tersebut adalah melawan agresi Iran, dan mendukung rakyat Iran. Jika negara lain gagal bertindak selama masa ini, saya akan menghentikan kesepakatan kita dengan Iran.”

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Trump ingin bekerja sama dengan tiga sekutu Eropa untuk menghasilkan “semacam kesepakatan lanjutan yang mencakup pengembangan rudal balistik dan kepatuhan Iran terhadap inspeksi. Negara-negara Eropa harus setuju bahwa pembatasan terhadap program nuklir Iran dalam waktu yang tidaka terbatas.

Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan deklarasi dan kebijakan Trump merupakan upaya putus asa untuk melemahkan kesepakatan multilateral yang solid.

Zarif menambahkan dalam sebuah tweet: JCPOA tidak dapat dinegosiasikan kembali. AS harus menyesuaikan diri sepenuhnya, sama halny dengan Iran.

Sementara ketiga negara Eropa penandatanganan kesepakatan tersebut bersikukuh bahwa mereka tetap akan berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut. Pemerintah mereka mengatakan bahwa mereka siap untuk membahas langkah-langkah untuk mengekang pembangunan rudal Iran – namun tidak akan melakukan apa-apa yang bertentangan dengan JCPOA. (Banyu)

Exit mobile version