NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Tantangan yang dihadapi oleh Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin, Erick Thohir tidaklah ringan. Memang Erick bila dilihat dari latar belakangnya punya potensi menggaet suara milenial dan kalangan pengusaha.
“Penunjukan Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional diharapkan mampu mengatur manajerial kampanye Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, di samping bisa memberikan efek elektoral di kalangan pengusaha,” kata praktisi politik asal Ponorogo Supriyanto, Senin (10/9/2018).
Menurut mantan Ketua DPC PDIP Kabupaten Ponorogo ini, sebagai pasangan petahana (incumbent) mestinya untuk urusan manajerial tidak banyak masalah. Seharusnya pasangan ini secara manajerial lebih mapan karena didukung oleh banyak partai dan banyak elit nasional di semua bidang berpotensi untuk mendukung pasangan ini.
“Justru menurut pengamatan saya di lapangan, problem besar yang dihadapi Jokowi sekarang ini adalah bagaimana cara untuk meyakinkan masyarakat arus bawah, wong cilik yang sekarang hidupnya secara ekonomi semakin berat dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, dan naiknya beban masyarakat yang harus dibayar seperti pajak, tarif listrik, BBM, gas, dan lainya,” jelas Supriyanto.
Lebih lanjut, mantan Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim ini memaparkan bahwa problematika ekonomi masyarakat ini semakin diperparah dengan sempitnya lapangan pekerjaan dan menurunnya harga sebagian komoditas hasil pertanian seperti tebu, jahe , kunyit dan lain-lain.
“Kondisi sosial ekonomi sekarang ini mempunyai impact terhadap penurunan daya beli masyarakat. Hal ini terlihat dengan semakin merosotnya omset penjualan pada kegiatan perdagangan kecil di masyarakat. Banyak pedagang kecil di pedesaan mengeluh karena sulitnya mencari keuntungan dari usahanya,” tambah mantan Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo ini.
Pada Pilpres 2014 silam, pasangan Jokowi-JK memperoleh suara 53,12 persen. Sementara Prabowo-Hatta meraup 46,85 persen. Namun begitu, setelah 4 tahun memimpin pemerintahan Indonesia, elektabilitas Jokowi yang dirilis berbagai lembaga survei malah justru mengalami penurunan drastis, berkisar antara 40-50 persen.
“Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap kinerja Jokowi? Jika dikomparasikan antara hasil Pilpres 2014 yang diperoleh Jokowi, dengan hasil survei terhadap elektabitas Jokowi sekarang ini, ternyata dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang merespon secara negatif terhadap kinerja Jokowi,” ungkap Supriyanto.
Prediksi Supriyanto, dengan kondisi perekonomian masyarakat yang seperti ini, orang hebat sekaliber Erick Thohir akan menghadapi kesulitan untuk menyelesaikan sentimen negatif terhadap persoalan ekonomi riil yang dihadapi oleh masyarakat.
“Barang kali Erick Thohir akan lebih mudah mengelola perusahaannya yang tersebar di beberapa negara dibandingkan dengan harus menyelesaikan persepsi negatif terhadap persoalan ekonomi nasional di mata masyarakat kecil dalam kurun waktu kurang lebih 8 bulan ke depan ini,” tandasnya.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Banyu Asqalani