NUSANTARANEWS.CO – Enam pesawat tempur Hawk 200 dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru tiba di Lanud Sultan Iskandar Muda pada hari Jumat (23/2). Kedatangan enam pesawat tempur TNI Angkatan Udara tersebut rencananya akan menjalankan misi latihan tempur menggunakan rudal Maverick serta patroli pengamanan wilayah udara sekitar provinsi Aceh.
AGM-65 Maverick adalah sebuah peluru kendali udara ke darat yang dirancang untuk keperluan dukungan udara. Rudal ini efektif dipakai untuk banyak target seperti kendaraan lapis baja, pertahanan udara, kapal dan fasilitas darat lain. Maverick memiliki bentuk silindris dan memiliki ujung yang terbuat dari gelas untuk pemandu elektro-optik atau seng sulfida untuk pemandu inframerah, sayap berbentuk delta serta hulu ledak yang terletak di bagian tengah.
Maverick bersifat tembak dan lupakan, sehingga pilot dapat segera melakukan gerakan manuver atau menyerang target lain karena rudal akan mencari targetnya sendiri secara otomatis.
Dalam rilisnya, TNI AU menjelaskan bahwa rencananya selama dua minggu, “Black Panther” sebutan Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin akan menjalankan latihan sebagai tugas dan tanggung jawab guna meningkatkan kemampuan tempur para penerbang kata Danlanud Sultan Iskandar Muda. Di samping menjalankan misi patroli udara, juga untuk menjaga dan mengamankan pulau terluar NKRI.
Selain itu, tambahnya, kegiatan latihan dan patroli pengamanan wilayah udara bukan hanya meningkatkan kemampuan serta profesionalisme Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin saja, melainkan juga sinergitas Lanud Sultan Iskandar Muda dalam mendukung operasi penerbangan.
Seperti diketahui, sejak awal 1980-an Indonesia terus berusaha meningkatkan kemampuan tempur angkatan udaranya. Langkah itu diambil dengan membeli pesawat tempur generasi 4 produksi BAE System Inggris. Lebih dari 40 pesawat latih tempur Hawks didatangkan pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Dengan mesin Adour Mk.871, Hawk mampu melesat sampai 1,2 mach. Hawk TNI AU juga sudah dilengkapi dengan sistem avionik modern serta Inflight-refueling probe (pengisian bahan bakar di udara). Mampu mengangkut senjata sampai 3,5 ton yang terdiri dari rudal AIM-9P Sidewinder, rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, kanon Aden kaliber 30 mm, rocket launcher serta bom Mk.82.
Pesawat generasi keempat buatan BAE System Inggris ini, memang berukuran lebih kecil dari pesawat tempur sekelasnya seperti F-16 atau Su-27. Namun demikian, pilot-pilot TNI AU mampu mencegat dan mengunci F/A-18 Hornet RAAF (Royal Australian Air Force) di wilayah Timor Timur waktu itu dengan rudal AIM-9 Sidewinder. Terbukti Hawk mampu mengimbangi manuver Hornet dengan baik dalam duel jarak dekat oleh pilot-pilot TNI Angkatan Udara.
Pesawat tempur Hawk saat ini bertugas di Pekanbaru dan Pontianak dengan misi mengawasi dan mengamankan wilayah NKRI di sebelah barat yang mencakup Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan, termasuk Selat Malaka dan Laut Cina Selatan (LCS) yang kini sedang memanas. (Banyu)