Empat Tahun Jatim Dipimpin Khaofifah-Emil, Masyarakat Madura Belum Sejahtera

Empat Tahun Jatim Dipimpin Khofifah-Emil, Masyarakat Madura Belum Sejahtera
Empat tahun Jatim dipimpin Khofifah-Emil, masyarakat Madura belum sejahtera.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Memasuki kepemimpinan Khofifah-Emil ke empat tahun, dinilai belum dirasakan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kesejahteraan dan infrastruktur di Jawa Timur, salah satunya di Madura.

Anggota Fraksi PPP DPRD Jawa Timur Musyafak Noer mengatakan kalau sampai saat ini janji-janji kampanye Khofifah-Emil saat pilgub Jawa Timur belum dirasakan masyarakat Madura.

“Sampai detik ini memasuki kepemimpinannya yang ke empat, kesejahteraan masyarakat Madura tak kunjung tercapai. Kemiskinan masih tinggi dan pemenuhan infrastruktur di Madura tak kunjung terealisasi,” ungkapnya, Minggu (12/2).

Dibeberkan Musyafak salah satu contoh yang tak kunjung terealisasi adalah dibangunnya pusat peradaban Islam di Madura.

“Dulu pernah dalam kampanyenya di sekitaran Suramadu dibangun Indonesia Islamic Science Park. Namun sampai saat ini tak kunjung direalisasi,” lanjutnya.

Menurut Musyafak, taman rekreasi bernuansa islami yang akan jadi pionir di Indonesia itu akan dikembangkan Pemerintah Provinsi Jatim bekerja sama dengan developer yang membangun Jatim Park. Selain itu, untuk melengkapi arena tersebut, juga akan didirikan pusat kuliner halal dan museum augmented reality yang menceritakan kisah Wali Songo.

“Kemudian, saat itu Gubernur Khofifah juga berjanji akan mengembangkan kampung keris dan kampung batik agar bisa menjadi referensi tentang kekayaan Madura ke dunia. Tujuannya agar Indonesia secara umum, dan khususnya Madura bisa menjadi tujuan wisata muslim internasional. Tentunya tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat Madura. Tapi sampai sekarang tak kunjung terealisasi,” jelasnya.

Sedangkan di sektor kemiskinan, lanjut Musyafak, di Madura angkat kemiskinan masih tinggi dari catatan BPS. Dibeberkan olehnya, kabupaten di Pulau Madura yakni Kabupaten Bangkalan dan Sumenep memiliki tingkat kemiskinan ekstrem.

Kemiskinan di dua kabupaten itu mencapai angka 23 persen dari total 508 jiwa orang di Provinsi Jawa Timur. Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan sebesar 12,44 persen, sementara tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumenep sebesar 11,98 persen.

Kemiskinan ekstrem mengacu pada pendapatan seseorang di bawah 1,25 UD atau Kurs dollar 14.647 perhari atau sekitar 439.000 perbulan. Selain itu, kemiskinan ekstrem juga mengacu kepada seseorang atau keluarga yang langka kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan informasi. (setya)

Exit mobile version