NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengungkapkan, pihaknya tengah memperkenalkan IKM dengan sarana digital yang mampu mempromosikan produk lebih luas, namun dengan biaya minimal. Selain itu, Dirjen IKM memang tengah melakukan pembinaan IKM secara konvensional melalui fasilitasi pelatihan serta pemberian bantuan alat dan permesinan.
“Upaya ini dilakukan agar IKM tidak hanya selesai di sektor produksinya saja, tetapi produk dan profilnya dapat lebih dikenal oleh masyarakat,” jelas usai meresmikan pembukaan Pameran Kerajinan Jogja Istimewa di Plasa Pameran Industri, Kemenperin, Jakarta, Selasa (7/3/2017) seperti dikutip dari siaran persnya.
Adapun keuntungannya, kata Gati, jika ada investor yang ingin mencari partner bisnis, IKM dapat menyambar kesempatan tersebut dan tentu saja menghindari perantara.
Simak: Beragam Produk Unggulan IKM Jogja Dapat Sentuhan Hangat Kemenperin
“Digitalisasi, menurut Gati, menguntungkan IKM yang dapat saling bertukar informasi dan mengembangkan usahanya bersama-sama. Semua bisa dikerjakan dengan lebih cepat, kerja sama dengan investor juga bisa diakses dengan cepat,” terangnya.
Menurut dia, mencari modal usaha dari lembaga pembiayaan seperti perbankan penyalur KUR juga bisa dilayani dengan cepat. Salah satu contoh pemanfataan digitalisasi adalah Jogja Plaza, yang merupakan embrio dari e-Smart, yang membina IKM di sentra dengan digitalisasi dan menuai prospek yang menjanjikan. Pembinanya, yakni Dinas Perindag Provinsi D.I. Yogyakarta dan menghadirkan konsultan teknologi informasi untuk mendidik IKM tentang pasar digital.
“Jika pada 2011 penjualannya masih Rp90,3 juta, setelah dibina dengan digitalisasi pada 2016 naik signifikan menjadi Rp1,8 miliar,” ungkap Gati. Sejak Februari 2016, setiap hari terjadi transaksi di Jogja Plaza, dengan omzet rata-rata sebesar Rp32 juta per bulan.
Untuk itu, Gati menjelaskan, program e-smart IKM sebagai sarana virtual sentra IKM, mediator IKM dengan pasar e-commerce, database penyusunan kebijakan pengembangan, dan menjadi branding IKM.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penggunaan e-Smart IKM, urainya, antara lain untuk memperluas akses pemasaran via internet (e-commerce), meningkatkan kesiapan produk IKM dalam e-commerce, mengurangi biaya promosi dan pemasaran IKM, mempermudah kendala pada rantai pasok IKM, serta sebagai jaminan kualitas dan kuantitas bagi marketplace.
“Sehingga hal ini akan memberikan dampak signifikan bagi kemajuan dan pengembangan IKM yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif dan peningkatan kesejahteraan IKM di Indonesia,” kata Gati. (rep/rsk)
Editor: Sulaiman