Politik

Elektabiltas Jokowi Dinilai Tak Cukup Aman Sebagai Petahana

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Diperkirakan pertarungan pemilu presiden akan kembali mempertemukan Jokowi dengan Prabowo Subianto. Meskipun tingkat elektabilitas Jokowi sudah naik mencapai 50,9%. Namun angka tersebut belum menjadi angka aman bagi seorang petahana. Mengingat sang rival Prabowo Subianto mengalami stagnasi suara.

Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies, Phillips J Vermonte menyatakan pengaruh partai politik terhadap elektabilitas Jokowi tidak terlalu signifikan. Menurutnya, masyarakat lebih memilih individu Jokowi dari pada partai yang mengusungya.

“Kalau dalam pemilihan langsung kan fokusnya ada di individual atau person gitu. Jadi memang efek individual itu memang lebih dominan dari parpol,” ungkap Phillips, Selasa (11/9/2017).

“Pertanyaannya kan seberapa jauh parpol ini mengaitkan diri ke pak Jokowi, bukan sebaliknya. Karena pak Jokowi ini yang akan dievaluasi sendiri oleh masyarakat, tidak terkait dengan partainya,” sambungnya.

Phillips melanjutkan dalam konterks pemilu serentak 2019, partai politik menyadari popularitas figur akan berpengaruh terhadap popularitas partai.

Baca Juga:  Bukan Emil Dardak, Sarmuji Beber Kader Internal Layak Digandeng Khofifah di Pilgub

“Kita lihat partai-partai sudah baca itu juga makanya ramai-ramai pada dukung Jokowi,” lanjutnya.

Phillips menambahkan elektabilitas Jokowi berada pada kisaran 50 persen tidak cukup aman. Bagi seorang petahana, lanjut Phillips Jokowi semestinya elektabilitas Jokowi bisa mencapai 60 persen.

“Cuma kan ini dlm situasi dimana yang lain enggak kampanye dan gak definitif gitu. Kalau pak Jokowi kan sudah kelihatan, sudah pasti dia mau mencalonkan diri lagi. Yang lain kan kita enggak tahu,” ujarnya.

“Tadi ada 50,9 persen yang dukung pak Jokowi, berarti ada 49,1 yang kita belum tahu karena belum definitif. Ini mungkin akan kelihatan setahun lagi,” pungkasnya.

Selain poros Jokowi dan poros Prabowo bisa terbentuk poros alternatif. Bila Demokrat berhasil menarik dukungan dari PPP, PKB dan PAN diperkirakan mungkin akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono yang bisa saja menjadi kuda hitam.

Pewarta: Syaefuddin A

Related Posts

1 of 63