Mancanegara

Ekuador Dilanda Demonstrasi Massal Menyusul Kesepakatan Dengan IMF

Ekuador Dilanda Demonstrasi Massal
Ekuador Dilanda Demonstrasi Massal/Foto: sputnik

NUSANTARANEWS.COEkuador dilanda demonstrasi massal menyusul kesepakatan dengan IMF. Pemerintah Ekuador telah mengumumkan keadaan darurat setelah meledak aksi protes massal di seluruh negeri yang menentang reformasi ekonomi terutama terkait dengan penghapusan subsidi bahan bakar yang telah berlangsung selama hampir setengah abad. Presiden Ekuador Lenin Moreno menyatakan keadaan darurat diberlakukan karena para pengunjuk rasa telah melumpuhkan infrastruktur transportasi negara Amerika Latin tersebut sekaligus untuk mencegah kekacauan yang lebih luas.

Kantor berita El Telegrafo melaporkan keadaan darurat 60 hari mulai berlaku pada hari Kamis yang memungkinkan pemerintah mengerahkan pasukan keamanan untuk mengambil tindakan untuk mengatasi kerusuhan sipil. Hingga Kamis malam, 275 orang telah ditangkap dan 28 petugas polisi terluka, kata Kementerian Dalam Negeri.

Sebelumnya, pemerintah Ekuador telah mengumumkan akan menghapus subsidi bahan bakar sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan Februari untuk memperoleh pinjaman US$ 4,2 miliar. Menteri Ekonomi Richard Martinez mengatakan bahwa pemerintah berharap dengan penghapusan subsidi dapat menghemat anggaran negara sekitar US$ 2,27 miliar per tahun.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Pemerintah juga mengumumkan rencana penghematan yang lebih luas yang juga mencakup PHK massal dari perusahaan milik negara, dan rencana untuk memprivatisasi CNT, penyedia telekomunikasi milik negara, dan perusahaan lain, serta perubahan pajak. Langkah itu juga termasuk pengurangan hari libur bagi pegawai negeri, perubahan tunjangan pensiun dan kompensasi yang lebih rendah untuk beberapa pekerja kontrak yang menyulut aksi protes di seluruh negeri. Para pengemudi taksi, sopir bus dan truk memblokir jalan-jalan dan jembatan di Quito dan dan Guayaquil yang mengakibatkan bentrokan dengan polisi.

Ekonomi Ekuador menderita beban utang yang besar sekitar US$ 3,6 miliar, yang tumbuh di bawah kepemimpinan sebelumnya. Moreno berharap paket reformasi ekonominya dapat memotong hutang hingga US$ 1 miliar pada tahun 2020.

Sejak terpilih menjadi Presiden pada 2017, Moreno mulai mengambil langkah-langkah menormalisasi hubungan dengan Amerika Serikat (AS), dan meninggalkan kebijakan presiden sebelumnya, Rafael Correa yang selalu mengkritik campur tangan AS dalam politik Amerika Latin. Setelah kalah, Correa meninggalkan negara untuk menghindari penangkapan karena dugaan korupsi. Correa membantah tuduhan itu, dan mengklaim bahwa proses pengadilan terhadapnya bertujuan untuk mencegahnya berpartisipasi dalam pemilihan umum pada tahun 2021.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Presiden Moreno pada awal tahun ini juga telah menyetujui mengeluarkan pendiri WikiLeaks, Julian Assange dari Kedutaan Besar Ekuador di London – tempat Assange tinggal sejak 2012 sehingga Assange ditangkap dan dipenjara di Inggris – sebagai tumbal langkah normalisasi hubungan dengan AS. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049