Mancanegara

Duterte Tak Percaya Pangkalan Militer Cina di LCS Sebagai Persiapan Perang

NUSANTARANEWS.CO, Manila – Presiden Filipina Rodrigo Duterte menggelar pertemuan dengan Duta Besar China untuk Filipina Zhao Jianhua. Di hadapan Zhao, Duterte menyebut negaranya tak mempermasalahkan keberadaan pangkalan militer Cina di Laut China Selatan. Duterte menekankan bahwa Filipina dapat menyelesaikan sengket di Laut China Selatan dengan Cina secara diplomatis.

Seperti diketahui perairan Laut China Selatan disengketan sudah sejak lama sejumlah negara seperti Cina, Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia, Malaysia dan Brunei. Cina telah mengklaim hampir semua area yang kaya sumber daya, yang diperkirakan akan menghasilkan perdagangan senilai $5 triliun setiap tahun. Cina juga telah mempercepat pembangunan pangkalan militernya di pulau-pulau buatan di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel untuk melindungi kepentingan nasionalnya di wilayah tersebut.

Baca juga:
Cina Semakin Menegaskan Kehadirannya di Laut Cina Selatan
Cina Memperluas Kehadiran Militernya di Laut Cina Selatan

Filipina percaya bahwa instalasi militer Cina tidak dimaksudkan untuk menghadapi negara-negara yang dilintasi Laut China Selatan melainkan untuk mengimbangi kepentingan AS di wilayah tersebut. Meskipun Amerika tidak memiliki klaim teritorial di wilayah tersebut, AS selalu menekankan perlunya kebebasan navigasi di Laut China Selatan dan menentang klaim Cina.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Selain itu, Angkatan Laut AS dan Cina juga sering mengalami kebuntuan di Laut China Selatan. “China membangun struktur dan pangkalan militer, saya harus mengakuinya, tapi apakah itu dimaksudkan untuk kami? Anda pasti bercanda. Itu tidak dimaksudkan untuk kami. Kekuatan ideologis yang bersaing dengan dunia atau geopolitik telah sangat berubah. Ini benar-benar ditujukan untuk melawan mereka yang orang Cina pikir akan menghancurkan mereka. Dan itu adalah Amerika,” ujar Duterte dikutip Russian Today.

Baca juga:
Kami Tidak Peduli Dengan Misi Kapal Perang AS di Spratly, Kami Bukan Juru Bicara Orang Cina
Tolak Hasil Keputusan Mahkamah Arbitrase, Cina Siap Perang
Menlu China Sebut Putusan PCA Ultimatum Perang
China Tuntut Indonesia Hapus Nama Laut Natuna Utara

Presiden Filipina berusia 72 tahun itu menegaskan bahwa negaranya akan terus memperkuat hubungan diplomatic dengan Cina dalam menyelesaikan perselisihan di Laut China Selatan dan menghindari provokasi militer di wilayah tersebut.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

“Saya tidak akan menyerahkan nyawa orang-orang Filipina untuk terbunuh (perang), saya tidak mau berperang, tidak mampu kami melakukannya, tidak realistis juga. Jika anda mau, anda bisa menjadikan kami sebagai sebuah provinsi seperti Fujian, Provinsi Filipina, Republik Cina,” kata Duterte. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 10