Puisi

Dusun Kecil Untukmu

Puisi-Puisi Fatah Anshori
Dusun Kecil Untukmu

Dusun ini bukanlah ladang yang dengan pasrah
bisa kau tanami apa saja, termasuk luka
dan sejarah kehilangan yang tak sempat dituliskan.
Dan enggan untuk mengeringkan dirinya.

Ia tidak seperti dirimu singgah sebentar dan
pergi sesukanya karena alasan bosan. Ia memilih
menetap menjadi tempat duduk di sebuah taman tanpa
pernah memikirkan pergi barang sejenak.

Ia hanya ingin menjadi saksi, dimana semua silih berganti
datang dan pergi, meski musim tak lagi punya hati,
meski orang-orangnya lebih banyak memaki. Menunjukkan
kesakitan-kesakitan yang tak pernah dapat di obati.

Ialah diriku yang sebisa mungkin menjadi dusun kecil
yang rela membaringkan tubuhnya dimana dirimu berdiri
dan rebah hanya untuk alasan lelah.

Lamongan, 2017

Mengharapkan Langit Runtuh

Ternyata kau adalah langit, sebagaimana Tuhan sering
bilang pada umatnya.

“Ia tak membutuhkan tiang, apalagi penyangga.”

Maka aku pura-pura bodoh, dan menutup telinga
meski sedikit dilaknat tidak apa-apa. Toh pada akhirnya
aku tetap sebatang pohon yang akan lenyap pula. Jika tidak
jadi perkakas dan barang-barang yang menyesaki ruang
tamu orang-orang kota. Paling sial aku hanya akan menjadi arang.
Jika kebakaran itu datang menghajarku yang tidak bisa kemana-mana.
Selain berdiri pasrah dan bersikap bodoh.

Sebab aku masih pinus yang menumbuhkan tubuh,
sambil mendongak ke atas. Berharap kelak
langit akan runtuh dan menghambur padaku
untuk kemudian memintaku menjadi tiang penyangga.

Itulah harapan kecilku,
yang pada akhirnya menemui kata mustahil.

Lamongan, 2017

*Fatah Anshori tinggal di Dusun Caling, Desa Sidorejo, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

 

Related Posts

1 of 126