Budaya / SeniKhazanahRubrika

Dulunya Jurnalis Produktif Lalu Dinobatkan Sebagai Penulis Dunia

Jurnalis Charles Dickens. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Pinterest)
Jurnalis Charles Dickens. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Pinterest)

NUSANTARANEWS.CO, Sastra Inggris – Charles Dickens sebelum dinobatkan sebagai sastrawan besar di Inggris, ia adalah jurnalis untuk True Sun (1830-1832), Mirror of Parliament (1832-1834), dan The Morning Chronicle (1834-1836). Dickens dikenal sebagai reporter yang akurat dan cepat.

Mulanya, Dickens mantap menekuni dunia literasi pada tahun 1832. Dua tahun kemudian bergabung dengan koran The Morning Chronicle. Karirnya dalam dunia fiksi dimulai dengan cerpen dan esai. Esai pertamanya  “A Dinner at Poplar Walk”, dipublikasikan pada Desember 1833 di Monthly Magazine.

Sesuai pengamalan, ia diminta menulis rangkaian sketsa kehidupan kota London. Permintaan itu disajikan dalam Sketches by Boz yang beredar berkala lalu diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1836 dengan ilustrasi oleh George Cruikshank.

Inilah gerbang terang bagi Dickens untuk jadi penulis yang kelak menjadikannya sebagai Sastrawan terkemuda. Pilihan mantap menjadi penulis, menuntun dirinya pada tawaran menulis sebuah rangkaian Koran bulanan tentang sekelompok orang Inggris lucu. Tulisan ini berjudul The Posthumous Papers of the Pickwick Club atau The Pickwick Papers diterbitkan secara bulanan dari April 1836 hingga November 1837. Dan setelah beredar, reputasi Dickens sebagai penulis pun semakin dipercaya.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Selama masa awal perilisan The Pickwick Papers, Dickens berhenti sebagai reporter untuk menjadi editor majalah bulanan Bentley’s Miscellany. Disamping itu, dia mantap mencurahkan seluruh waktunya untuk menulis. Daya hidup sebagai penulis benar-benar ia curahkan. Terbukti, mutu karya-karya yang ditulisnya pun meningkat. Sering waktu berjalan, beberapa novel karyanya diterbitkan seperti “Oliver Twist” dan “Nicholas Nickleby”. Walaupun di awal-awal diterbitkan secara berseri di Bentley’s Miscellany pada tahun 1837.

Produktifitas Dickens benar-benar nyata, dimana sebelum Oliver Twist berakhir, Dickens sudah mulai menerbitkan Nicholas Nickleby secara bulanan pada tahun 1838. Dilanjutkan dengan The Old Curiosity Shop dan Barnaby Rudge pada tahun yang sama, 1841. Wajar bila Dickens dinobatkan sebagai penulis paling terkenal di inggris pada tahun 1840.

Tahun 1849, Dickens memulai salah satu novelnya yang paling utama, yaitu David Copperfield yang selesai pada tahun 1850. Temannya John Forster mengusulkan untuk bercerita sebagai orang pertama dalam novel itu, dan saran ini terbukti menjadi metode yang sempurna bagi Dickens untuk mengisahkan awal latar belakang hidupnya. David Copperfield menjadi “anak yang disukai” dari penulisnya dan di dalamnya Dicken menulis penjelasan tentang pengalamannya sendiri. Hal itu tidak hanya menghasilkan novel yang baik, tapi juga menjadi samaran otobiografi Dickens sendiri.

Baca Juga:  Wakil Bupati Nunukan Buka MTQ Ke XIX Kabupaten Nunukan di Sebatik

Menyusul David Copperfield, Dicken menulis sejumlah novel yang pahit dan sengit seperti Bleak House (1852-1853), Little Dorrit (1855-1857), dan Our Mutual Friend (1864-1865). Bleak House merupakan sebuah karangan sindiran untuk pengadilan hukum, sedangkan “Hard Times dan Little Dorrit” bercerita tentang penderitaan dari kekejaman sosial yang tak terkendali.  Selama itu pulan, tahun 1850, Dickens mendirikan jurnal mingguan “Household Words” yang memuat karya-karyanya, yaitu A Child’s History of England (1851-1853), Hard Times (1854), A Tale of Two Cities (1859), dan Great Expectations (1860-1861).

Penulis: Mugi Riskiana

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,140