Politik

Dukungan Moeldoko Nyawapres Semakin Gencar

Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko
Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Relawan Nasional Poros Benhil mengatakan munculnya nama Moeldoko sebagai calon wakil presisden (cawapres) mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang lahir dari sebuah kajian dan diskusi panjang.

Kelompok relawan ini membeberkan pada acara Pekan Jokowi, sebanyak 77 organ dan ormas selama seminggu penuh di Benhil berdiskusi dan berembug mencai sosok cawapres pendamping eks walikota Solo menghadapi pesta demorkasi pemilihan presiden 2019.

“Diskusi ini melahirkan sebuah rekomendasi Benhil berisi baik kritik terhadap pembantu presiden bermental benalu, usulan rekonsilliasi anak bangsa mengakhiri politik SARA serta seruan Jokowi fokus pada pembangunan perekonomian rakyat sampai membahas kriteria cawapres serta usulan 8 nama cawapres yang cocok sebagai pendamping Jokowi,” kata kelompok ini melalui keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (8/8).

Kelompok diskusi ini mengklaim nama Moeldoko sebagai sosok cawapres paling banyak diusulkan relawan. “Sebanyak 98 orang peserta yang hadir dari perwakilan 77 organ mengusulkan. Moeldoko mendapat 53 suara,” katanya.

Baca Juga:  Juara Pileg 2024, PKB Bidik 60 Persen Menang Pilkada Serentak di Jawa Timur

Selain persentase Moeldoko 54 persen, yang diusulkan relawan Jokowi juga lantaran kriteria sosok cawapres pendamping Jokowi 2019, Moeldoko diklaimnya memenuhi syarat.

Ada 5 syarat yang ada di dalam diri mantan Panglima TNI itu sehingga pantas menjadi pendamping Jokowi. Pertama, memperkuat kinerja Jokowi. Kedua, bukan parasit atau duri dalam daging. Ketiga, meningkatkan elektabilitas Jokowi bukan menimbulkan perpecahan di internal.

Keempat, mampu mendamaikan anak bangsa. Kelima, tidak terbebani masa lalu.

Poros Benhil, dengan penuh keikhlasan mengajukan permohonan kepada pimpinan-pimpinan parpol pendukung Jokowi agar Moeldoko ditetapkan sebagai calon wakil presiden mendampingi petahana untuk mengarungi Pilpres 2019 mendatang.

“Pilihan ini bukan pilihan ego ambisi segelintir anak bangsa dan pandangan sempit namun karena kebutuhan bangsa demi kedamaian, stabilitas politik dan kemajuan Indonesia,” kata Poros Benhil. (bya/aly/gdn)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 19