Budaya / SeniPuisi

Duka di Pelupuk Mata

Lukisan karya I Ketut Budiana (Duka di Pelupuk Mata/Ilustrasi). FOTO: Istimewa
Lukisan karya I Ketut Budiana (Duka di Pelupuk Mata/Ilustrasi). FOTO: Istimewa

Puisi Ruchman Basori

DUKA DI PELUPUK MATA

 

Ketika akal sehat tergadai

Ketika suara hati terkunci

Ketika tubuh kuat lunglai

Ketika mata tajam terpejam

 

Kebenaran sulit terpapar

Keadilan hanya digantungkan

Keberpihakan hanya bualan

Perjuangan terkikis kemunafikan

 

Yang alim tergantikan yang dzalim

Yang jujur tergantikan yang ajur

Yang bertapa tergantikan yang nista

Yang puasa tergantikan yang lupa

 

Pidato berbusa tapi kebanyakan kuahnya

Membela agama tapi tak paham ayatnya

Tauhid di bendera tapi lupa mensucikannya

Lantang suara tapi miskin isinya

Tapi itupun ada pengikutnya …

 

Yang benar dan salah sulit dibedakan

Yang bela dan yang nista sulit di jelaskan

Yang haq dan yang bathil sulit kelihatan

Yang pejuang dan pecundang sulit didefinisikan

Tapi yang baik harus diperjuangkan

Yang buruk harus ditinggalkan

 

Jakarta, 7 Desemberv2018

Baca Juga:

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Ruchman Basori, Guru PAI SMA Diponegoro Semarang 2000-2003, Ketua kaderisasi PP GP Ansor dan kepala seksi kemahasiswaan kemenag RI.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,189