Peristiwa

Dubes Myanmar Didemo, Kapolsek Menteng: Eskalasinya Kita Sesuaikan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aliansi Masyarakat Profesional Bagi Kemanusiaan Rohingya menggelar aksi di depan Dubes Myanmar, di Jl. Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2017). Kapolsek Menteng Ronald Purba menyatakan telah menerjunkan beberapa personil aparat kepolisian untuk mengamankan jalanya aksi.

“Kita turunkan 60 orang. Eskalasinya kita sesuaikan. Kalo demonya lebih besar ya kita akan tambah personel,” ujar Ronald.

Menurutnya, pengamanan terhadap wilayah objek vital dan daerah asing merupakan wewenang dari Polda. Akan tetapi mengingat aksi unjuk rasa di depan kantor Dubes Myanmar masuk kawasan Menteng, ia mengaku ikut bertanggung jawab untuk mengamankan jalanya aksi.

“Kalo Kedubes, baik itu rumah atau kantor tanggung jawab obvit (objek vital) Polda untuk mengamankan masing-masing Kedubes,” ungkapnya.

“Tapi kita Polsek juga punya tangung jawab. Jangan sampe objek vital asing ini ada gangguan. Karena lingkungan Kedubes itu wilayah negara tersebut,” imbuhnya.

Seperti diketahui, protes terhadap pemerintah Myanmar mulai meningkat setelah etnis Rohingya, di daerah Arakan, Wilayah Rakhine, Myanmar mengalamai rangkaian serangan sejak tanggal 9 Oktober 2016 hingga saat ini.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Setidaknya, ada 60 ribu lebih etnis Rohingya merasa nyawanya terancam. Mereka pergi menyelamatkan diri dari daerah konflik. Ribuan lebih korban telah tewas dibunuh secara keji. Dan ribuan orang pula telah dihilangkan secara paksa. Ada sekitar 64% dari etnis Rohingya melaporkan pernah mengalami penyiksaan secara fisik maupun mental. 52% perempuan Rohingya melaporkan mengalami pemerkosaan (pelecehan seksual) lainnya yang mengerikan.

Penderitaan yang dirasakan oleh etnis Rohingnya telah mendapatkan respon dari negara-negara dunia, termasuk Indonesia. Ronald mengatakan sejauh ini, protes yang dilakukan oleh Indonesia terhadap pemerintah Myanmar pun berjalan dengan baik, tidak dengan kekerasan.

“Alhamdulilah sampai sekarang tidak ada. Saya yakin warga Indonesia tidak mau konyol meskipun belanya militan,” pungkasnya.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon

Related Posts