EkonomiPolitik

DPR Warning Perry Warjiyo Soal Kegagalan BI Tiga Tahun Terakhir

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI Faisol Riza mengingatkan calon gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan soal kegagalan BI membantu pemerintah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun terakhir. Menurutnya, Perry harus fokus meningkatkan kinerja BI.

Hal itu disampaikan Riza menjelang uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Perry Warjiyo sebagai calon gubernur BI.

“Tiga tahun terakhir BI gagal membantu pemerintah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan sebagai akibat dari nilai tukar rupiah yang selalu meleset dari asumsi makro,” kata Riza di gedung DPR RI, Rabu (28/3/2018).

Baca juga: Catatan Menyambut Gubernur BI Baru

Riza mengingatkan, Indonesia sedang berada di tahun politik. “Sangat rentan bila nilai tukar rupiah tidak stabil,” cetusnya.

Pria kelahiran Probolinggo 45 tahun silam ini membeberkan kegagalan BI membantu pemerintah dalam tiga tahun terakhir. Menurutnya, kegagalan BI akibat paradigma pimpinan yang menginginkan bank sentral ini berposisi lebih independen dan tidak harus mengikuti semua kemauan pemerintah.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

“Bank Indonesia adalah bank sentral yang kebijakannya lebih mengikuti laju pasar uang,” katanya.

“Tugas berat Gubernur BI yang baru adalah membantu pemerintah untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada asumsi makro pemerintah dalam APBN yaitu di kisaran Rp 13.400. Lonjakan nikai tukar rupiah saat ini tentu akan menekan APBN yang akan berdampak luas, termasuk pada laju pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Baca juga: Siapa Sebenarnya Perry Warjiyo?

Riza berharap Perry Warjiyo bisa membawa perubahan besar dalam paradigm kinerja BI. “Independesi BI itu artinya tidak berpihak pada kepentingan pasar tapi justru agar kepentingan masyarakat yang lebih luas dapat dikedepankan,” tuturnya.

Karenanya, kata dia, Perry yang sudah sangat berpengalaman agar dapat mengambil pelajaran penting dan segera membalik keadaan sehingga laju pertumbuhan ekonomi dapat dicapai sesuai target. Sebab, hal ini memiliki dampak luas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih nyata.

“Saya menunggu gebrakan 100 hari Pak Perry untuk memberi sign bahwa BI adalah bank sentral yang berwibawa dan berperan besar dalam pembangunan,” ucapnya.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Baca juga: Indonesia (Sebenarnya) Sudah Bubar

Terakhir Riza mengingatkan, jika dalam 100 hari kerja Perry tidak bisa membuat suatu perubahan apapun, berarti lebih baik mundur dari jabatannya mengingat pekerjaan rumah yang diemban sangat mendesak untuk segera diselesaikan.

Pewarta: Gendon Wibisono
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 5