NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Rofi Munawar, menilai bahwa rusaknya ekosistem Terumbu Karang di Raja Ampat, Papua, oleh Kapal MV Caledonian Sky, adalah bentuk kelalaian kolektif.
Sebab, menurut Rofi, tidak mungkin otoritas resmi setempat tidak mengetahui dan memahami adanya kapal berbobot lebih dari 4.200 Gross Ton (GT) yang melewati perairan dangkal tersebut.
“Terlebih, dalam proses evakuasi kapal hingga menabrak terumbu karang tersebut dikabarkan menggunakan Kapal penarik dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP),” ungkapnya kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Rofi pun mempertanyakan beberapa hal terkait kasus ini. Misalnya saja soal keahlian pengemudi kapal sebesar itu yang tidak dapat mendeteksi kedalaman dengan dini, padahal telah dilengkapi dengan teknologi yang modern.
“Dalam dunia perairan, sudah seharusnya pengelola kapal memahami alur laut dan peta kontur daerah yang akan disinggahi,” ujar Politisi dari PKS itu.
Ironisnya, lanjut Rofi, semua kejadian tersebut lepas dari pengawasan otoritas resmi, sehingga Kapal tersebut masuk ke perairan dangkal di Raja Ampat.
“Ini bentuk kelalaian kolektif yang harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan dilakukan perbaikan dengan terintegrasi. Pemerintah harus segera meminta klarifikasi kepada pemilik kapal dan mengevaluasi sistem kesyahbandaran dengan lebih baik,” katanya.
Untuk itu, Rofi pun menyesalkan bahwa langkah untuk menarik kapal tersebut tidak dipantau oleh pihak yang berwenang, mengingat ketika kapal terhempas di perairan dangkal Raja ampat, cukup lama dan diketahui oleh otoritas resmi.
“Pemerintah harus segera membuat langkah nyata meminta ganti rugi terhadap pemilik Kapal MV Caledonian Sky dan segera membuat perencanaan perbaikan terumbu karang secara serius,” ungkapnya. (DM)