NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto, mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya telah mencurigai ada yang tidak beres dalam pembangunan Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
“Rentetan peristiwa yang menjadi persoalan mulai dari kurangnya daya listrik, genangan air setinggi 5 cm, minimnya kursi di ruang tunggu, atap ruangan officer in charge ambruk yang diduga kesalahan teknis saat renovasi dan terakhir atap plafon di area kedatangan dekat pintu kantor Kesehatan Pelabuhan. Semua itu semakin menguatkan dugaan ketidakberesan,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/12/16).
Bahkan, menurut Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, terkesan aneh dan lucu saat ada statement atau klaim yang menyatakan bahwa Terminal 3 Ultimate itu merupakan terminal bandara bintang lima.
“Tidak masuk akal. Apalagi jika dikatakan sekelas bahkan lebih baik dari Bandara Changi Singapura. Semua hanya isapan jempol alias jauh panggang dari api jika dilihat dari kenyataan yang terjadi di Terminal 3 Ultimate saat ini,” ujar Darmadi sinis.
Selain itu, lanjut Darmadi, yang patut dicurigai juga soal kualitas struktur bangunan Terminal 3 Ultimate yang banyak menelan biaya negara hingga triliunan rupiah.
“Kalau diperhatikan dengan seksama, misalnya, interior dan tampilan Terminal 3 Ultimate tersebut jauh dari kata layak dan pantas. Padahal biaya pembangunan terminal 3 tersebut sangat fantastis. Bayangkan biaya permeter perseginya saja sampai menelan biaya Rp10 juta/M2,” katanya.
Jadi, Darmadi menilai, terlalu jauh jika bicara kualitas Terminal 3 Ultimate yang banyak habiskan anggaran negara jika dibandingkan dengan bandara yang ada di negara-negara tetangga seperti Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok.
“Kita tidak punya kebanggaan apa-apa, dan sangat kecewa terhadap kualitas pelayanan bandara Terminal 3 sebagai airport utama Republik Indonesia, kok seperti itu wujud bandara yang banyak habiskan uang negara tersebut,” ungkapnya dengan nada kecewa. (Deni)